Tim Editor
Ketua Dewan Pakar Golkar Mahyudin menegaskan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sejatinya telah mempertimbangkan kekosongan kursi tersebut. Airlangga berharap figur yang ditunjuk nantinya bisa bekerjasama dan membantu tugas-tugas pimpinan.
Mahyudin menyebutkan, ada tiga nama yang cocok mengisi posisi yang ditinggalkan Idrus. Mulai dari Ketua DPP Partai Golkar Happy Bone Zulkarnain, Ketua DPP Partai Golkar Ibnu Munzir, dan Koordinator Bidang Kajian Strategis, dan Sumber Daya Manusia DPP Partai Golkar Letjen (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus.
"Saya kira banyak kandidat sekjen yang bagus," ungkap Mahyudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (17/1/2017).
Terlepas dari itu, Mahyudin meyakinkan, penunjukkan Idrus sebagai pengganti Khofifah atas dasar pertimbangan presiden dan kecocokan. Ia memastikan, tidak ada lobi-lobi politik terkait Pilpres 2019 nanti. Selain Idrus, sejumlah kader Golkar mendapat tempat istimewa sebagai pembantu Jokowi di kabinet. Seperti halnya, Airlangga Hartarto menjabat Menteri Perindustrian, dan Luhut Binsar Panjaitan menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.
"Gak begitu. Pasti dasar pertimbangannya Pak Idrus memang memiliki kemampuan dan Pak presiden pasti merasa cocok Pak Idrus menjadi menteri sosial. Jadi tidak bicara ada deal-deal tapi itulah yang terjadi bahwa Golkar mendapat kepercayaan untuk menduduki pada saat ini kursi mensos," jelas Mahyudin.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo pagi tadi resmi melantik Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham sebagai Menteri Sosial di Istana Negara. Pelantikan Idrus sebagai menteri bersamaan dengan pelantikan mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Moeldoko sebagai Kepala Kantor Staf Presiden menggantikan Teten Masduki.
Selain itu, Jokowi juga melantik Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan melantik Marsekal Madya Yuyu Sutisna sebagai Kepala Staf Angkatan Udara menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang sudah lebih dulu dilantik menjadi Panglima TNI.
