Mengenang Kembali Perjalanan Mobil Esemka

| 06 Sep 2019 15:14
Mengenang Kembali Perjalanan Mobil Esemka
Presiden Jokowi menjajal mobil Esemka (Foto https://setkab.go.id)
Jakarta, era.id - Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil milik PT. Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Boyolali, Jawa Tengah, hari ini. 

Bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Presiden Jokowi menjajal salah satu mobilnya, bernama Bima dengan berwarna putih cerah. Airlangga yang menyetir, sementara Jokowi duduk di bangku sebelahnya.

Esemka Bima merupakan mobil niaga berbentuk pikap dengan mesin 1.300 cc. Jika dibandingkan dengan mobil lain berkapasitas mesin sama, Bima setara Daihatsu Gran Max PU 1.3.

Mobil ini dibanderol dengan harga off the road Rp95 juta atau harga on road Rp110 juta. 

Jokowi yakin produk anak bangsa ini bakal laris di pasaran.

"Saya tidak akan maksa kita semua untuk beli, tapi setelah saya lihat dan coba tadi memang bagus, jadi memang wajib kita beli, kalau belinya produk impor keterlaluan. Dengan mengucap bismillah saya resmikan pabrik ini beserta fasilitasnya," kata Jokowi di sana.

 

Mengingat kembali mobil Esemka, tak lepas dengan perjalanan politik Jokowi. Sebab, mobil ini diperkenalkan pertama kali oleh Jokowi.

Dilansir Kompas.com, mobil ini muncul sejak 2012, saat Jokowi jadi Wali Kota Solo. Kala itu, dia memperkenalkan mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) dengan nama Kiat Esemka untuk jadi mobil dinasnya. Dia juga yakin ini bisa jadi mobil nasional.

Bahkan, mobil yang dirakit siswa SMK Surakarta ini dipasangi plat merah bernomor polisi AD 1 A. Namun, mobil tersebut hanya digunakan selama dua hari, sebab tidak memiliki kelengkapan surat.

"(Silakan) Naik sendiri, cek sendiri, bagus interiornya cantik, catnya mulus, mesinnya juga alus, AC-nya dingin, harganya 95 juta kok," kata Jokowi kala itu.

 

Setelah kemunculan mobil Esemka ini, nama Jokowi melambung di kancah perpolitikan nasional. Pada 2014, Jokowi diboyong ke Jakarta untuk jadi calon gubernur dan dipasangkan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Jokowi-Ahok yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra, menang melawan lima pasangan lainnya dengan dua putaran.

Belum tuntas dia tugas di Jakarta, pada 2014, Jokowi maju jadi calon presiden dan dipasangkan dengan Jusuf Kalla. Jokowi yang didukung lima partai menang melawan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Namun, selama perjalanan Jokowi ini, mobil Esemka tak kunjung diproduksi. Alasannya karena masalah perizinan dan soal standar nasional Indonesia. Lawan politik Jokowi mengatakan, dengan posisi sebagai presiden, harusnya produksi mobil nasional Esemka bisa lebih mudah.

Dilansir Antara, data hasil pengujian di Balai Termodinamika Mesin Propulsi Serpong pada 7 Februari 2012 menyatakan Esemka belum memenuhi standar Kementerian Lingkungan Hidup. Mobil Esemka menjalani uji emisi kedua pada pertengahan Juni 2012. Hasilnya, kendaraan ini berhasil memenuhi ambang batas, yaitu untuk CO di bawah 5 gram per kilometer dan untuk HC+NOX di bawah 0,70 gram per kilometer.

Selanjutnya pada April 2016, perusahaan yang akan memproduksi mobil Esemka, PT Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH), masih menunggu izin manufaktur dari Kementerian Perindustrian. Izin tersebut diperlukan agar mereka bisa memproduksi kendaraan bermotor.

Pada September 2017, sempat muncul informasi mobil Esemka akan diproduksi. Lewat akun media sosial, mulai dari Facebook, Twitter dan Instagram, mereka mempromosikan ini.

Akun dengan nama @esemka_indonesia, memposting tiga mobil baru, di antaranya model kabin ganda berlabel Esemka Digdaya 2.0, pikap Bima 1.3, dan SUV Esemka Rajawali R2MT. Bahkan mereka bilang mobil ini sudahbisa dipesan. Belakangan, akun ini dihapus dan aktif lagi pada September 2018.

Jelang Pemilu 2019, isu mobil nasional Esemka ini mencuat lagi. Lawan politik Jokowi mengatakan kalau keinginan Jokowi tentang mobil Esemka hanya sebuah kebohongan. Namun, Jokowi membantahnya dan bilang kalau dia terus mendukung industri ini.

 

Rekomendasi