Tim Editor
"Saya bikin nanti (becak) saya mau kembangin," kata Taufik di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (20/1/2018).
Sokongan terhadap ide Wakil Gubernur DKI Jakarta Sadiaga Uno itu diwujudkan Taufik dengan menyumbangkan becak yang telah jadi dibuat kepada Pemprov DKI. Rencananya becak itu akan diletakan di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Biar emak-emak di kampung saya nyaman juga. Saya baru mau bikin 5 biji. Kalau sudah jadi, saya sumbangin," lanjutnya.
Rencana becak modern yang akan dibikin Muhammad Taufik. (Dokumentasi Muhammad Taufik)
Taufik melihat becak masih amat dibutuhkan. Mobilitas kendaraan roda tiga itu bisa membantu masyarakat yang tinggal di perkampungan. Fungsinya, lanjut Taufik, sesuai untuk angkutan dari dan menuju pasar. Pasalnya muatan becak membawa barang belanjaan lebih besar ketimbang menggunakan ojek atau angkot.
"Saya kira kan becak itu, yang saya tahu itu di lingkungan, misalnya di tempat saya di Warakas perlu becak. Becak kan bisa buat bawa barang belanjaan juga," lanjutnya.
Menurut Taufik, agar tidak menimbulkan kesemrawutan, regulasi jalur yang bisa dilintasi becak perlu dibuat. Dia berharap Satpol PP dan Dishub nantinya memasang rambu verboden untuk memperingatkan becak agar tidak lewat jalan raya.
Wacana menghidupkan kembali becak di Jakarta lahir dari Sandi. Sandi menilai hadirnya becak di ibu kota terinspirasi taxi cab di kota New York, Amerika Serikat.
Gagasan Sandi itu berseberangan dengan peraturan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang melarang keberadaan becak di tahun 1998. Sebabnya, Sutiyoso beranggapan becak dapat mengubah Jakarta yang telah rapih menjadi semrawut. Selain itu, mendorong angka urbanisasi.
