Teranyar soal kerelaan Prabowo menyerahkan kursi Ketua MPR kepada Bambang Soesatyo. Kursi MPR RI diduduki politikus Partai Golkar tersebut setelah mayoritas fraksi mendukungnya. Sebelum Paripurna, tinggal Partai Gerindra yang masih ngotot mengusung Ahmad Muzani. Namun akhirnya atas konsultasi antara Prabowo dan Mega, Gerindra merelakan Bamsoet jadi Ketua MPR.
"Kami mengedepankan musyawarah dan mufakat dan hasil konsultasi Bapak Prabowo Subianto dengan Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI, maka Bapak Prabowo dan Ibu Megawati bersepakat, untuk kepentingan yang lebih besar, kami bersepakat untuk terus menjaga lembaga MPR ini dalam forum-forum musyawarah, dalam memutuskan berbagai kebijakan penting dalam membangun bangsa dan negara," ujar Ketua Fraksi Gerindra Ahmad Riza Patria, kemarin malam.
Saat ini hubungan Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) digosipkan merenggang. Terlebih saat PKS tak mendukung Muzani saat pemilihan MPR-1. Apa alasan PKS tak mendukung mitra koalisinya sejak Pilgub DKI 2017 lalu?
"Terkait pemilihan ketua MPR, PKS ingin mengedepankan musyawarah. Dan petanya Pak Bamsoet jauh unggul. Jadi untuk membangun suasana kerukunan melalui mufakat PKS mendukung Pak Bamsoet," katanya saat dihubungi, Jumat (4/10).
Baca Juga: Hubungan PKS-Gerindra Retak
Mardani juga menilai, PKS tak akan mencampuri urusan internal Partai Gerindra terkait komunikasi politik. Partai Dakwah itu mengaku masih nyaman bersama Gerindra.
"PKS nyaman dalam hubungan dengan Gerindra. Dan haknya Gerindra untuk berkomunikasi dengan partai lain termasuk PDIP. Tiap partai mandiri menentukan sikap dan PKS tetap akan bersahabat dengan Gerindra," sambungnya.
Dia pun optimis jika kerja sama kedua parpol akan tetap terjalin meski acap kali berbeda pandangan. "Intinya PKS dan Gerindra akan terus bekerja sama menjaga dan membangun negeri," ucapnya.