Saat itu Hari Valentine 2018, seorang perempuan muda yang sedang hamil pergi liburan romantis dengan pasangannya ke Taiwan. Hari kasih sayang itu seharusnya menjadi momen yang tak telupakan bagi keduanya, terlebih menanti sang buah hati. Namun, Poon Hiu-wing tak pernah kembali ke Hong Kong. Hanya pacarnya Chan Tong-kai yang kembali ke negaranya.
Momen liburan romantis itu seakan menjadi mimpi buruk bagi perempuan berusia 20 tahun itu. Ia telah menjadi korban pembunuhan oleh pacarnya sendiri. Ia dicekik. Tubuhnya di masukkan dalam sebuah koper kecil. Lalu di buang ke semak-semak dekat stasiun bawah tanah di Taipei.
Motif pembunuhan yang dilakukan pria berusia 19 tahun ini terbongkar, karena pacarnya diketahui membeli koper berwarna merah muda di salah satu pasar malam terkenal di Taipei. Keduanya berdebat tentang bagaimana mereka membawa semua barang tersebut, demikian menurut South China Morning Post.
Baca Juga: Hadiah Nobel Perdamaian untuk Rakyat Hong Kong
Chan yang akhirnya tersadar kemudian mengakui perbuatan kejinya ke kepolisian Hong Kong. Awalnya kasus ini hanyalah kasus kriminal lokal, detail pemberitaan media lokal mengungkap sebuah foto selfie pasangan yang diunggah ke Facebook perempuan serta rekaman kamera keamanan.
Polisi Taiwan yang merupakan bagian dari Republik Rakyat China tentu tidak bisa mengejarnya, karena tak ada perjanjian ekstradisi antara Hong Kong dan Taiwan. Hampir setahun usai penangkapan Chan oleh kepolisian setempat. Kasus ini menjadi pemantik api dalam aksi demonstrasi yang berlangsung selama berbulan-bulan di Hong Kong.
Pemerintah Hong Kong dan Taiwan tak memiliki perjanjian ektradisi jangka panjang atau hubungan diplomatik yang formal, sehingga Chan hanya bisa dihukum karena kejahatan pencucian uang dan bukan pembunuhan.