Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto membenarkan bahwa fenomena Transit Merkurius menjadi salah satu ajang pembuktian teori, ajang untuk pengukuran berketelitian tinggi, ajang untuk kalibrasi besaran benda langit yang pernah ditentukan sebelumnya.
?????? Watch the skies on Mon., Nov. 11 for a rare event that only happens 13x per century: a Mercury transit, meaning that the planet passes directly between Earth and the Sun. How to observe: https://t.co/kSQlxajLdH
??Remember to always use a safe Sun filter to protect your eyes! pic.twitter.com/oHTfjEUes4
— NASA (@NASA) November 8, 2019
Rhorom juga mengatakan peristiwa transit planet terdekat dengan pusat tata surya itu juga dapat digunakan untuk mengukur jarak Bumi ke Matahari, demikian seperti dikutip Antara, Senin (11/11/2019).
Jika Rhorom mengatakan pengamatan proses transit cukup penting dalam model perhitungan orbit benda langit, dan dapat membuktikan kebenaran teori relativitas umum Einstein tentang ruang waktu yang melengkung oleh benda bermassa besar seperti Matahari, maka NASA menyebut peristiwa yang terjadi hanya 13 atau 14 kali dalam satu abad tersebut penting dalam perkembangan teori-teori dalam astronomi.
Teori Kepler yang menggunakan bentuk elips untuk orbit planet ternyata lebih baik dibanding teori Ptolemaic. Teori Kepler sekaligus membantu memperbaiki ukuran sistem tata surya.
Transit Merkurius dan Venus dapat terjadi karena keduanya merupakan planet yang mengorbit antara Matahari dan Bumi. Dengan menggunakan teori bulatan panjang untuk mendeskripsikan orbit planet maka Kepler mampu memprediksi peristiwa Merkurius dan Venus akan sejajar dengan Bumi dan Matahari.
View this post on Instagram
A post shared by NASA Goddard (@nasagoddard) on
Sedangkan teori Ptolemaic yang menggunakan orbit bundar tidak mendapatkan akurasi yang dibutuhkan untuk mengetahui peristiwa Transit Merkurius dan Venus itu.
Pada 1627, Kepler dapat memprediksi Transit Merkurius akan terjadi pada 7 November 1631. Dan astronom Prancis Pierre Gassedi mampu melihat titik kecil berwarna hitam bergerak di depan Matahari pada hari itu melalui Observatori Paris.
Transit Merkurius dan terutama Venus digunakan untuk mengukur jarak antara Bumi dan Matahari, angka yang sekarang ini diketahui 149.597.870.700 meter atau 92.75 juta mil.
Rekomendasi
Lifestyle02 Feb 2023 19:45Frustasi dengan Teori Konspirasi Adele, Sam Smith: Aku Bukan Adele
Afair11 Nov 2019 14:09Selamat Menyaksikan Fenomena Transit Merkurius Malam Ini
Afair12 Sep 2019 14:22Crack Progression: Dari Habibie untuk Penerbangan Dunia
Lounge09 Aug 2018 15:42Google 'Matikan' Teori Bumi Datar
Popular
1 2 3Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Lima Terpidana Ganti Rugi Sebesar Rp17,5 Miliar
21 Nov 2024 19:304 5