Para pengemudi membahas lewat Whatsapp grup maupun di warung-warung kopi. Ada yang khawatir citra ojek online alias ojol tercoreng, ada juga yang bersikap tenang dan tak terpengaruh.
Yanto alias Ato, salah seorang pengemudi GoJek di Bandung bilang, teror bom bunuh diri tersebut memang menjadi perbincangan hangat. Bahkan teror tersebut sempat bikin istrinya cemas.
“Begitu kejadian istri saya telepon, hati-hati katanya. Sekarang kan infomasi cepat banget di medsos. Istri saya khawatir,” katanya, saat ditemui era.id, Rabu (13/11/2019).
Ato pun bilang pada istrinya agar tidak khawatir. Walaupun pelaku bom bunuh diri itu memakai atribut ojol. Ato yakin, pelaku cuma memanfaatkan atribut itu untuk menjalankan aksi terornya.
Pria yang sudah 2,5 tahun jadi driver ojol itu pun berharap publik atau pelanggan tidak parno dengan kejadian ini sehingga tidak mau lagi memakai layanan ojol. Menurutnya, kejadian di Medan jangan sampai menimbulkan generalisasi terhadap ojol.
Pengemudi ojol waspada
Pascakejadian tersebut, ia sendiri akan lebih hati-hati terhadap kemungkinan ada pihak yang memanfaatkan ojol untuk menjalankan maksud dan tujuan negatif. Misalnya, dalam menerima paket, ia akan lebih teliti mengetahui isi paket, siapa pengirim dan alamat yang dikirim.
“Jika misalnya ada paket mencurigakan, seperti ditutup rapat tanpa ada keterangan isi dan identitas jelas pengirimnya, lebih baik kita pilih jalan yang lebih aman saja,” kata Ato.
Di tempat terpisah, di sekitaran Taman Cilaki Bandung, para driver ojek online juga antusias saat ditanya soal kejadian bom bunuh diri di Medan. Mereka terdiri dari Tata, Eko, dan Febri dan rekan-rekannya.
Mereka bilang, bisa jadi yang melakukan bom bunuh diri adalah oknum yang memanfaatkan kemudahan akses yang dilakukan ojek online. “Dia (pelaku) berkedok ojek online biar mudah akses. Kita kan bisa masuk ke mana saja, karena banyak pelanggan yang memesan,” tutur Tata.
Baca Juga: Buntut Bom Medan, Rekrutmen Ojol Bakal Diperketat
Tata tak khawatir kejadian menggemparkan di Medan menimbulkan efek terhadap pendapatan driver ojek online. “Kita mah enggak khawatir takut kehilangan pelanggan. Dari kita sebagai driver yang penting kerja profesional. Sebab kejadian itu di luar perkiraan semua pihak, bisa jadi itu oknum,” ungkapnya.
Eko, rekan Tata, menimpali bahwa pelaku teror bisa datang dari mana saja. Bahkan menurut berita, aparat pun bisa terpengaruh paham teroris. Eko juga tidak khawatir kejadian di Medan berdampak negatif pada driver ojoldi Bandung. “Insya allah Bandung mah aman,” katanya.