Wakil Kepala Sekolah SMPN 207 Imam Hidayat membenarkan keenam murid sekolahnya tengah mendapat perawatan medis karena terciprat cairan kimia. "Z, EK, E, W, C, satu lagi saya lupa, mereka murid kelas IX," ujar Imam seperti dikutip dari Antara, Jumat (15/11/2019).
Imam mengatakan keenam muridnya sedang mendapat perawatan medis di Puskesmas Kelurahan Srengseng, Jakarta Barat.
Penyiraman tersebut terjadi sekitar 600 meter dari sekolah. Saat itu mereka pulang sekolah bersama sekitar pukul 13.00 WIB. Menurut pengakuan muridnya, Imam menjelaskan ada dua pria yang membawa cairan kimia dalam botol. Kemudian cairan tersebut jatuh di Jalan Mawar.
"Hanya kecipratan saja, ada yang di pelipis, ada di pipi, ada yang di kaki dan baju, ada yang di tangan," ujar Imam.
Baca Juga: Laporan Ngawur untuk Novel Baswedan dan Gelapnya 'Peristiwa Subuh'
Setelah pemeriksaan medis, salah satu orang tua siswi melapor ke bagian kesiswaan sekolah. Imam mengatakan kejadian tersebut sangat meresahkan.
"Begitu di sana udah di tangan dokter, dikasih obat anaknya biasa saja tidak parah. Jadi terkena siraman, beberapa merah," ujar dia.
Ilustrasi (era.id)
Sebelumnya, teror penyiraman mirip kasus Novel Baswedan terjadi pada Jumat (8/11), pedagang sayur bernama Sakina (60) menjadi korban penyiraman. Begian kepala dan lehernya melepuh akibat terkena cairan kimia.
Insiden itu terjadi di kawasan Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat. Kala itu, Sakina hendak pulang ke kediamannya usai berkeliling menjajakan barang dagangannya. Selasa (5/11) lalu, dua siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP), Aurel dan Prameswari yang sedang turun dari angkot sepulang sekolah menjadi korban pertama. Mereka disiram cairan kimia dari gelas plastik oleh pelaku yang mengendarai sepeda motor.
Akibat dari penyiraman itu, keduanya mengalami luka dibagian bahu dan tangannya. Keduanya sempat dilarikan ke rumah sakit.
Dikonfirmasi mengenai kejadian itu, Kapolsek Kembangan AKP Fahrul Sudiana memilih irit berbicara. Dia hanya menyebut bahwa pihaknya masih mencari bukti-bukti untuk mengungkap kasus tersebut.
"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut," katanya.