Mengenang Bahtiar Effendy, Kader NU yang Jadi Ketua PP Muhammadiyah

| 21 Nov 2019 17:07
Mengenang Bahtiar Effendy, Kader NU yang Jadi Ketua PP Muhammadiyah
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtiar Effendy. (Foto: muhammadiyah.or.id)
Jakarta, era.id - Kepergian Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtiar Effendy ke pangkuan ilahi pada Kamis (21/11/2019) dini hari, melahirkan kedukaan di hati keluarga maupun koleganya. Bahtiar meninggal dunia di Rumah Sakit Islam Jakarta, tempat dia menjalani perawatan karena sakit sekitar pukul 00.00 WIB.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa dia kehilangan teman dekat. Muhadjir sempat menjenguk Bahtiar Effendy pada Rabu pagi (20/11) serta berdoa untuk kesembuhan dan kesehatan Bahtiar.

"Saya kehilangan karena dia teman dekat saya," katanya usai menyampaikan sambutan pada acara Puncak Ekspedisi Bakti Pemuda PMK untuk NKRI 2019 di Magelang, seperti dikutip Antara, Kamis (21/11/2019). 

"Saya mohon (juga) supaya ada pilihan terbaik karena saya lihat kondisinya sudah sangat berat." 

Duka mendalam juga meliputi pemakaman jenazah Bahtiar Effendy di Taman Permakaman Umum Lemperes, Kota Depok, Jawa Barat, sore tadi. Isak tangis pelayat terdengar ketika jasad Bahtiar dimasukkan ke liang lahat.

 

Pembaca dan penulis sejati

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin yang menghadiri pemakaman Bahtiar pun tak kuasa menahan haru. Dia mengaku sangat kehilangan sosok seorang sahabat dan teman diskusinya.

"Saya kehilangan seorang sahabat, teman diskusi yang kadang kala saling berbeda pendapat, semoga almarhum khusnul khatimah," kata Din usai prosesi pemakaman.

Din mengatakan bahwa bukan hanya Muhammadiyah yang kehilangan sosok Bahtiar, tetapi juga umat Islam di Indonesia. "Semoga almarhum dimudahkan dan dilancarkan dan dilapangkan dalam perjalanan pulang ke Allah," katanya.

Almarhum, katanya, merupakan sahabat karibnya sejak menempuh pendidikan di Fakultas Ushuluddin IAIN, yang saat ini berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta, hingga keduanya sama-sama melanjutkan studi ke Amerika Serikat pada 1986.

Mereka kemudian sama-sama mewakili pemuda Indonesia pada Konferensi Dunia Agama untuk Perdamaian di Nairobi pada 1984. "Sejak itu kami bersahabat seperti saudara sendiri," ujarnya.

Komitmen almarhum terhadap kepentingan umat Islam, katanya, sangat kuat sehingga dia geram jika ada perlakuan yang tidak adil terhadap umat Islam.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtiar Effendy. (Foto: muhammadiyah.or.id)

Sebagai muhajirun di Muhammadiyah atau seseorang yang berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU), yang merupakan Bendahara NU di Ambarawa, almarhum menerima Muhammadiyah secara sejati dan cenderung fanatik.

Almarhum terpilih sebagai anggota PP Muhammadiyah Periode 2015-2020 sebagai Ketua yang membidangi Hubungan dan Kerja sama Luar Negeri hingga akhir hayatnya.

Sekadar informasi, Bahtiar Effendy yang lahir di Ambarawa, Jawa Tengah pada tanggal 10 Desember 1958, memegang dua gelar tingkat Master untuk Kajian Asia Tenggara dan Ilmu politik. Dia dikenal aktif di kalangan akademik dan kerap menulis di berbagai media massa.

Bahtiar lulus sebagai Sarjana Ilmu Perbandingan Agama dari IAIN (sekarang UIN) Jakarta sekaligus pemegang PhD Ilmu Politik dari Ohio State University, Amerika Serikat.

Rekomendasi