Kursi itu disebut cocok diduduki dari kalangan santri. Itu muncul dari usulan Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Romi) yang mengaku ditanyai Presiden Joko Widodo tentang siapa yang pantas mendampingi menjadi cawapres pada Pemilu 2019.
Menurut Ketua DPP PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, kursi wakil presiden berada di tangan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, selaku partai 'pemilik' Jokowi.
"Itu (cawapres) wilayah Ketua Umum," ujar Hendrawan saat dihubungi era.id, Jumat (26/1/2018).
Pendapat lebih terbuka disampaikan politikus PDIP Arteria Dahlan. Katanya, PDIP merespons positif saran PPP soal cawapres dari kalangan santri. Namun, itu dikembalikan kepada kenyamanan Presiden Jokowi sebagai user-nya.
"Bisa menjadi partner kerja, partner keluh kesah dan teman curhat juga yang enggak akan menikam dari belakang," ujar Arteria dihubungi terpisah.
Arteria menambahkan, komunikasi politik dengan partai pendukung lain juga sudah dibangun. Namun belum ada pembicaraan khusus untuk kriteria wakil presiden.
"Tapi kita yakin siapa pun sulit menandingi Pak Jokowi dari sisi kinerja, reformasi birokrasi dan pemerintahan yang bersih," katanya.
Sejumlah survei menilai, polarisasi calon presiden untuk 2019 sudah terjadi menjadi dua kubu, Jokowi dan Prabowo Subianto. Karenanya, dari dua kubu ini masing-masing memunculkan nama cawapres untuk dijadikan pertimbangan.
Selain Jokowi, kabarnya, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto juga mulai bersafari ke tokoh-tokoh Islam untuk mencari figur tepat cawapresnya. Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon menyampaikan Prabowo akan kembali diusung pada Pilpres 2019. Kata Fadli, Gerindra akan mengumumkan mengusung Prabowo jadi capres pada HUT ke-10 Gerindra, 6 Februari 2018.
Nama Jokowi dan Prabowo selalu menempati posisi teratas dalam semua hasil survei terkait figur untuk capres tahun depan. Karena hasil survei itu, banyak yang memprediksi Pilpres 2019 akan kembali mempertemukan keduanya dalam panggung persaingan menuju RI 1.