Ridwan Kamil bilang, langkah proaktif yang bisa dilakukan FKUB misalnya membuat kampung toleransi atau kampung welas asih. Keberadaan kampung ini harus diviralkan. “(FKUB) Jangan hanya ‘pemadam kebakaran’ saat ada isu-isu keagamaan di masyarakat. Saya kira itu penting," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, saat mengukuhkan keanggotaan FKUB dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Jabar di Gedung Sate, Bandung, Senin (30/12/2019).
Menurutnya, FKUB juga berperan membuat tafsir-tafsir isu kegamaan, misalnya persoalan rumah ibadah. Isu ini jangan sampai mengemuka di Jawa Barat. “Maka saya minta di era baru ini (era digital) harus proaktif," katanya.
FKUB juga perlu berkontribusi menjadikan Jabar sebagai provinsi toleran dan meredam penilaian bahwa Jawa Barat sebagai provinsi yang kurang toleran.
"FKUB harus punya argumentasi bantahan terhadap pandangan indeks toleransi masyarakat Jabar yang dianggap kurang, padahal tidak begitu, maka FKUB harus menyampaikan pandangan teoritis-nya," ucapnya.
Pengukuhan keanggotaan FKUB dilakukan berdasarkan surat Keputusan Gubernur Nomor 220/kep.748-bakesbangpol/2019 tentang Anggota FKUB Jabar. Sedangkan, pengukuhan keanggotaan FKDM sesuai surat Keputusan Gubernur Nomor 330/kep.1360-bakesbangpol/2019.
Dalam acara yang sama, Ridwan Kamil meminta kepada FKDM untuk memastikan dan menjaga kondusivitas Jabar. Sebab, kata dia, FKDM dibentuk untuk mendeteksi kerawanan sosial, potensi radikalisme dan terorisme.
"Kini, kami punya instrumen untuk memastikan kondusivitas tidak akan terganggu, sehingga kolaborasi pemerintah dan masyarakat difasilitasi oleh FKDM. Saya kira itu modal dasar kita membangun Jabar Juara Lahir Batin," katanya.
Ia menyarankan agar FKDM memembikin tim digital yang tugasnya terkait dengan dunia digital, misalnya media sosial. Ia berjanji akan menambahkan anggaran untuk tugas-tugas digital tersebut.
“Nanti bisa kita tambahkan anggarannya karana zaman sekarang FKDM harus canggih, digital karena sumber keresahan awalnya dari digital," ucapnya.