Patung perunggu yang begitu populer di kalangan wisatawan China tersebut dituliskan kalimat "Bebaskan Hong Kong".
Patung berusia 107 tahun, yang menggambarkan putri duyung dari kisah yang sama karya penulis Hans Christian Andersen abad ke-19, bertengger di atas batu di pinggir sungai.
Lebih dari satu juta turis mengunjungi patung Little Mermaid setiap tahunnya. Hong Kong dalam beberapa bulan terakhir ini aksi protes prodemokrasi menentang pemerintahan China.
Dirusak berkali-kali
Sejak pertengahan 1960-an, patung karya Edvard Eriksen itu telah dirusak berkali-kali karena berbagai alasan. Tetapi telah dipugar setiap kali dirusak.
Pada 24 April 1964, kepala patung digergaji dan dicuri oleh seniman-seniman gerakan Situasionis yang berorientasi politis, di antaranya adalah Jørgen Nash. Kepala tidak pernah ditemukan dan kepala baru diproduksi dan diletakkan di atas patung.
Pada 22 Juli 1984, lengan kanan digergaji dan dikembalikan dua hari kemudian oleh dua pemuda. Pada tahun 1990, upaya untuk memotong kepala patung itu meninggalkan luka dalam di lehernya sebesar 18 sentimeter.
Pada 6 Januari 1998, patung itu dipenggal lagi. Pelakunya tidak pernah ditemukan, tetapi kepalanya dikembalikan secara anonim ke stasiun televisi terdekat, dan disambungkan kembali pada tanggal 4 Februari.
Pada malam 10 September 2003, patung itu dihantam dari alasnya dengan bahan peledak dan kemudian. ditemukan di perairan pelabuhan. Lubang-lubang telah diledakkan di pergelangan tangan dan lutut putri duyung.
Vandalisme terus berlangsung hingga 13 Januari 2020. Kalimat "Bebaskan Hong Kong" dilukis di atas batu tempat patung itu dipasang.