Cerita Menginspirasi Ketua RT Studio Alam Indah Tenangkan Warganya

| 04 Mar 2020 14:04
Cerita Menginspirasi Ketua RT Studio Alam Indah Tenangkan Warganya
Dua warga Depok dinyatakan terinfeksi virus COVID-19. (Nurul/era.id)
Jakarta, era.id - Siang itu, Senin (2/3) Anis Hidayah sedang mengikuti sidang di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta. Karena tak diperkenankan membawa ponsel ke ruang sidang, ia menyimpannya di loker selama sidang berlangsung. Ia terkejut saat selepas sidang sekitar pukul 12:30 banyak misscall dan pesan WhatsApp dari tetangganya.

"Ketika membuka HP ada banyak miscall dan WA terutama dari warga, tetangga di perumahan. Dua warga di perumahan kami dinyatakan positif korona dan diumumkan oleh Presiden langsung," ujarnya lewat postingan di Facebook, Selasa (3/3).

Tak lama setelah itu, tiba-tiba data pribadi dua pasien yang merupakan tetangganya di Perum Studio Alam Permai viral di media sosial dan pesan berantai. Ini membuat Anis marah lantaran data pribadi tersebut sangat detail, baik nama inisial, usia, alamat, hingga sejarah pengobatannya. Dia pun bingung siapa yang menyebarkannya informasi tersebut.

Bahkan, WhatsApp Grup (WAG) perumahannya langsung gaduh dan panik menanyakan hal tersebut. Aktivis Migrant Care ini mengaku sempat linglung dan pikirannya langsung tertuju kepada pasien ibu dan anak yang merupakan tetangga dekatnya itu.

"Mereka tetangga dekat saya, teman diskusi, teman ngobrol, teman bertanam organik yang sudah seperti keluarga dan sahabat. Sedih banget, pingin marah, tapi kepada siapa?" ujarnya.

Anis pun berusaha meredakan WAG ibu-ibu perumahan untuk tidak terus menyebarkan data pasien dan mendoakan yang terbaik bagi pasien agar segera tertangani. Namun, memang tak bisa dipungkiri, kepanikan itu wajar karena mereka terkejut tak menyangka keduanya kena COVID-19. Pasalnya, dua tetangganya itu diketahui sedang sakit tifus dan beberapa warga sudah menjenguknya di RS.

"Beliau sudah mulai membaik, katanya Minggu sudah pulang, 'jadi enggak usah dibesuk,' katanya. Tradisi di perumahan kami yang sudah berlangsung lama adalah menjenguk ramai-ramai tetangga yang sedang sakit," tuturnya.

 

Dia bergegas untuk menjemput suaminya yang kebetulan berada di Perpusnas. Saat tiba, Anis mendapati suaminya yang menjadi Ketua RT di wilayah tempat tinggalnya sedang berkomunikasi dengan warga yang menjadi korban korona baru.  

Kepanikan melanda warga di perumahan tersebut. Teguh segera menenangkan warganya dengan mengirimkan sebuah pesan singkat melalui WAG.

"Salam. Bapak/Ibu semua, terkait dengan berita yang sedang beredar, benar adanya itu warga kita, Ibu M dan Mba S. Saya sudah berkomunikasi dengan Beliau, dan insya allah sudah mendapat penanganan dengan baik. Tapi berita yang beredar tanpa konfirmasi dari Beliau bisa jadi menambah beban pikiran," tulis Teguh.

Selain itu, Teguh juga menganjurkan warganya untuk bersama-sama menjaga kesehatan dengan mengonsumsi vitamin, madu, dan lainnya. Setelah menenangkan warganya, Teguh dan Anis langsung mendatangi dinas kesehatan untuk mendapatkan informasi lebih lengkap. 

 

Sesampainya di Balai Kota Depok, mereka bertemu dengan dua warga perumahan yang kebetulan bekerja sebagai PNS di Pemkot Depok. Setelah mendapatkan informasi yang cukup lengkap, Teguh dan istrinya pun memutuskan untuk pulang dan bertemu dengan warga perumahannya. 

Situasi saat itu sudah ramai dan penuh oleh petugas dan media massa. Teguh mencoba melihat situasi sekitar, yang ternyata kediaman korban telah terpasang police line.

Sekitar pukul 17:12 WIB, petugas kesehatan dan camat datang ke perumahan dengan tujuan melakukan pemeriksaan terhadap warga yang sempat menjenguk korban di rumah sakit. 

Pukul 18:05 WIB, Polsek Sukamaja menginfokan bahwa akan ada tim dari Detasemen KBR (Kimia, Biologi, dan Radioaktif) Brimob yang menyemprotkan disinfektan ke rumah korban. Teguh pun bergegas menginformasikan warganya lewat pesan grup. 

Bapak/Ibu semua. Malam ini pukul 21.00, akan dilaksanakan penyemprotan disinfektan di perumahan kita. Mohon semua nanti berada di dalam rumah. Terima kasih,” tulis Teguh.

Screenshoot Facebook Anis Hidayah (Facebok)

Dengan pesan singkat tersebut, Teguh membantu warganya untuk tetap tenang dalam menyikapi kasus ini. Setidaknya, mereka tidak khawatir yang berlebihan terhadap insiden yang baru saja menimpa salah satu warga di komplek perumahannya. 

Namun, kepanikan justru datang dari anak Teguh dan Anis. Menurutnya, anak terbesar mereka sempat histeris dan takut akan kejadian tersebut. Namun, Teguh dan Anis berusaha menenangkan anaknya karena mereka juga memikirkan dan mencoba menguatkan banyak pihak. 

Malam kian larut, Teguh masih menjalankan tugasnya sebagai Ketua RT di lingkungan rumah korban. Kemudian, dia didatangi oleh Kadiskominfo Depok ke rumahnya. Saat itu Teguh meminta pihak Kadiskominfo membuat forum terbuka untuk warganya dan permintaan itu pun langsung disetujui. 

Sekitar pukul 21:00 WIB, pasukan KBR Brimob datang untuk melakukan penyemprotan disinfektan. Proses itu memakan waktu yang cukup panjang hingga pukul 00:03 WIB. Atas insiden ini, pihak petinggi perumahan menyayangkan publik dan juga informasi yang tersebar ke media. Di mana data lengkap dari korban yang juga warganya tersebar luas hingga sangat detail. 

Dari kejadian tersebut, Teguh dinilai cukup terampil dan cekatan untuk menangani situasi yang menimpa warga di komplek perumahannya. Teguh bisa dijadikan salah satu contoh seorang pelayan masyarakat menyikapi dan menenangkan warganya, bukan menambah kepanikan atau bahkan tidak peduli dengan warganya.

Rekomendasi