'Penghuni' Kebun Binatang Juga Butuh Bantuan Pemerintah

| 25 Apr 2020 11:38
'Penghuni' Kebun Binatang Juga Butuh Bantuan Pemerintah
Gajah dan para penjaga satwa di Taman Safari Bogor (Iman Herdiana/era.id)
Bandung, era.id – Tak hanya manusia yang merasakan dampak akibat pandemi COVID-19. Kebun binatang se-Indonesia pun terpukul oleh wabah global ini. Jika wabah tak mereda, kebun binatang-kebun binatang di Indonesia diperkirakan hanya sanggup bertahan sebulan. 

Survei internal terhadap 60 anggota Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) soal kemampuan pemberian pakan selama pandemi menunjukkan, 90 persen anggota PKBSI hanya bisa bertahan satu bulan. Hanya sedikit kebun binatang yang bisa bertahan memberikan pakan selama 1-3 bulan (5,26 %), dan sangat sedikit kebun binatang yang mampu menyediakan pakan lebih dari 3 bulan (2,63%).

Humas dan Promosi PKBSI Sulhan Syafi'i bilang, saat ini prioritas mendesak bagi kelangsungan hidup kebun binatang yang terkait kesehatan dan kesejahteran satwa koleksinya adalah penguatan ketahanan pakan.   

Menurutnya, hampir seluruh manajemen kebun binatang telah melakukan penyesuaian terhadap manajemen pakan satwa. Mulai dari substitusi, pengurangan porsi hingga pendekatan manajemen pakan lainnya. Penyesuaian ini tetap bedasarkan pada etika hewan maupun kesehatan dan kesejahteraan satwa.

Namun masalahnya, kemampuan penyediaan pakan tidak selalu terkait dengan persoalan finansial.

"Ada jenis-jenis satwa tertentu yang membutuhkan jenis pakan khusus yang hanya bisa diperoleh dari supplier khusus. Artinya walau secara finansial tersedia, namun kalau pasokan pakannya justru tidak tersedia karena dampak kebijakan COVID-19, menjelma menjadi ancaman," kata Sulhan Syafi'I, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/4/2020). 

Kendati demikian, Sulhan mengakui faktor finansial menjadi faktor krusial bagi kelangsungan ketersediaan suplai pakan. Dari komponen biaya operasional sebuah kebun binatang, biaya pakan menduduki peringkat kedua setelah biaya tenaga kerja. Komponen lainnya ialah obat dan vaksin. 

60 kebun binatang anggota PKBSI memiliki kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Di bidang tenaga kerja, kegiatan kebun binatang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 22.000 orang. 

Kebun binatang juga disebut turut membantu pertumbuhan ekonomi wilayah melalui multiefek seperti kegiatan hotel, restoran, transportasi, suplai pakan dan sebagainya. "Termasuk berkontribusi langsung terhadap pemasukan daerah setempat," kata Sulhan. 

Sebagai catatan, ada 50 juta pengunjung kebun binatang dalam setahun. Para pengunjung tersebut tentunya berdampak pada kegiatan ekonomi di bidang transportasi, hotel, restoran, cendera mata dan lain-lain.

Total jenis satwa yang menjadi koleksi seluruh kebun bintatang anggota PKBSI sebanyak 4.912 jenis satwa endemik maupun satwa dari berbagai belahan dunia. Terdiri dari jenis karnivora, herbivora, reptilia, unggas, dan jenis lainnya. 

Beberapa satwa di antaranya tergolong flagship species yang menjadi ikon Indonesia. Seperti Anoa, Harimau Sumatera, Tapir, Orang Utan Sumatera dan spesies lainnya. Jumlah populasi total satwa di seluruh kebun binatang kurang lebih 70.000 ekor. 

Secara legalitas, seluruh satwa tersebut merupakan aset negara yang bukan hanya wajib dilestarikan. Namun juga dijaga kesejahteraannya. "Ironisnya, hari ini semua kebun binatang dalam kondisi mati suri. Kebun Binatang anggota PKBSI di seluruh Indonesia sudah tutup sejak pertengahan bulan Maret," kata Sulhan. 

Rekomendasi