Seperti yang diketahui, COVID-19 dimulai di Wuhan, Cina, pada akhir tahun 2019 dan sejak saat itu virus menyebar ke seluruh dunia yang telah menewaskan puluhan ribu orang.
Respons Trump terhadap pandemi COVID-19 yang terjadi di Amerika Serikat telah banyak dikritik lantaran COVID-19 telah memakan korban sebanyak 100 ribu jiwa dan menginfeksi lebih dari dua juta orang di Amerika.
Dikutip dari The Guardian pada Senin (22/6/2020), Trump sebelumnya telah berulang kali menyebut COVID-19 sebagai "virus China" atau "virus Wuhan".
Ungkapannya ini memicu kemarahan sejumlah kelompok, yang kemudian memperingatkan Trump bahwa bahasa seperti itu bisa menimbulkan rasisme dan kekerasan terhadap warga Amerika Serikat keturunan Asia.
Tetapi saat kampanye di Tulsa, Trump tampaknya melangkah lebih jauh untuk penggunaan bahasa rasisnya.
View this post on Instagram
THE SILENT MAJORITY IS STRONGER THAN EVER BEFORE! #MAGA
“Virus ini memiliki lebih banyak nama daripada penyakit lain dalam sejarah. Saya memberikan nama kung flu. Saya menyebutkan 19 versi nama yang berbeda,” ungkap Trump.
“Tidak rasis sama sekali. Itu berasal dari China. Saya ingin ini menjadi akurat." lanjutnya.
Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyarankan untuk tidak menggunakan ungkapan yang menghubungkan virus korona dengan China upaya menghindari stigmatisasi.
Rekomendasi
Internasional21 Nov 2020 12:23Donald Trump Jr. Positif COVID-19 Tapi Tanpa Gejala
Popular
Kasus Ronald Tannur Makin Melebar, Kejagung Kini Periksa Hakim Ad Hoc MA
21 Nov 2024 07:001Nirina Zubir Dapat Piala Citra FFI 2024 Sebagai Pemeran Wanita Terbaik Film "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film"
21 Nov 2024 08:342 3 4 5