Tim Editor
Saniniu Laizer adalah seorang penambang permata di Tanzania Utara. Beruntung, dia menemukan Tanzanite stone seberat 15 kg yang laku dijual 3,4 juta dolar (Rp 48 miliar). Batu tersebut memecahkan rekor Tanzanite terbesar yang pernah ditemukan.
"Besok akan ada pesta besar," ujar ayah dari 30 anak ini, seperti dikutip dari BBC, Kamis (25/6/2020).
Pria yang memiliki empat istri ini mengaku akan menggunakan uang hasil penjualan Tanzanite untuk berpesta, beramal, dan investasi.
"Aku ingin membangun pusat perbelanjaan dan sekolah. Aku ingin membangun sekolah ini di dekat rumahku. Ada banyak orang miskin di sini yang tidak mampu membawa anak-anak mereka ke sekolah," katanya.
Tanzanite Stone (amazon)
Beberapa penambang skala kecil seperti Laizer adalah penambang legal dan punya izin dari pemerintah untuk menambang permata dan Tanzanite, tetapi penambangan ilegal juga banyak di dekat tambang yang dimiliki oleh perusahaan besar.
Dua batu yang punya berat 9,2 kg dab 5,8 kg itu dibeli oleh Kementerian Pertambangan Tanzania. Presiden John Magufuli menelepon langsung untuk memberi selamat kepada Laizer atas penemuannya.
"Ini adalah berkah untuk penambang skala kecil dan ini membuktikan bahwa Tanzania adalah negara kaya," kata presiden.
Tanzanite adalah batu permata langka yang hanya ditemukan di kawasan Tanzania utara di pegunungan Kilimanjaro dan digunakan untuk sebagai hiasan.
Batu yang terdiri dari mineral ziosite ini adalah salah satu batu permata paling langka di Bumi, Seorang ahli geologi setempat memperkirakan pasokannya mungkin habis dalam 20 tahun ke depan.
Daya tarik batu mulia ini terletak pada ragam warnanya, termasuk hijau, merah, ungu dan biru.
Nilainya ditentukan oleh kelangkaan, warna dan besarnya. Semakin halus warna atau kejernihannya, semakin tinggi harganya.
