WHO Tengarai Pneumonia Misterius di Kazakstan Akibat Salah Diagnosa

| 12 Jul 2020 08:30
WHO Tengarai Pneumonia Misterius di Kazakstan Akibat Salah Diagnosa
Pengambilan sampel untuk swab test COVID-19 (Twitter)
Jakarta, era.id - Suatu kasus pneumonia misterius, yang tidak memberikan hasil reaktif saat dites sebagai COVID-19, terus bertambah di Kazakstan. WHO berpendapat hal ini disebabkan oleh alat tes yang buruk, namun, mereka "tetap terbuka terhadap berbagai kemungkinan," seperti ditulis DW.

Agen media nasional Kazainform melaporkan adanya lonjakan kasus pneumonia di bulan Juni kemarin, dengan jumlah kasus dua kali lipat dari yang pernah terjadi pada Juni 2019.

Kazakhstan terletak di daerah pecahan negara Uni Sovyet di Asia Tengah (Google Maps)

Wabah pneumonia di Kazakstan sendiri telah mengakibatkan 1.772 kematian selama semester pertama tahun 2020 dan "628 kasus kematian khusus di bulan Juni saja," kata data dari Kedutaan Besar Cina di Kazakstan.

Kedutaan Besar Cina sendiri pada Kamis, (9/7/2020), meminta warga Cina di negara bekas Uni Sovyet tersebut untuk mewaspadai kemunculan virus pneumonia mematikan.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="en" dir="ltr">OMG.. Chinese embassy in Kazakhstan just post a notice warning the local Chinese be aware of a unknown pneumonia which has higher death than Covid-19 kicks off in Kazakhstan. <a href="https://t.co/SfDOqRLrhP">pic.twitter.com/SfDOqRLrhP</a></p>&mdash; Molly (@molllliy) <a href="https://twitter.com/molllliy/status/1281215425913614336?ref_src=twsrc%5Etfw">July 9, 2020</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Awalnya, statemen tersebut dirilis melalui kanal media sosial WeChat bernama "Kazakstan pneumonia," yang lantas diganti penamaannya menjadi "non-COVID pneumonia."

Pihak Kazakstan menyangkal pemberitaan tersebut sebagai "berita palsu."

Seperti ditulis DW, kasus COVID-19 di negara Asia Tengah ini telah mencapai 56.000 kasus dengan 264 kasus kematian. Pemerintah setempat memberlakukan karantina wilayah kedua minggu ini untuk menyetop penyebaran virus.

Sementara itu, direktur eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan, mengatakan dalam suatu briefing daring dari Geneva, Swiss, bahwa kasus pneumonia misterius ini "hanyalah kasus yang tidak didiagnosa dengan benar."

Peningkatan jumlah kasus COVID-19 di negara tersebut bisa jadi dasar argumennya, kata Ryan.

Ia berkata bahwa WHO bekerja dengan otoritas di negara tersebut untuk melihat hasil X-ray dan melihat pola kasus-kasus pneumonia yang ada untuk menilai apakah bukti tersebut konsisten dengan karakteristik COVID-19.

WHO juga sedang mengamati alat tes dan kualitasnya untuk memastikan bahwa tidak ada hasil negatif palsu, kata Ryan.

Meski WHO menduga banyak kasus di Kazakstan adalah COVID-19 yang mengalami salah diagnosa, badan dunia tersebut "tetap terbuka terhadap berbagai kemungkinan."

Kementerian Kesehatan Kazakstan dalam pernyataan tertulisnya mengakui bahwa pada kasus-kasus di mana simtom COVID-19 muncul namun hasil tes pasien negatif, maka pasien tersebut akan diklasifikasikan ke dalam penyakit pneumonia biasa, dan hal tersebut sudah sesuai dengan anjuran dari WHO.

Tags :
Rekomendasi