"Berdasarkan konstruksi hukum-konstitusi di Indonesia dan pergerakan politik kepartaian dalam beberapa bulan terakhir, analisis survei ini mengerucut pada potensi lahirnya empat skenario koalisi pencalonan pasangan capres-cawapres," kata Hanta.
Skenario satu, lanjutnya, akan ada tiga poros koalisi pencalonan capres-cawapres yang terdiri dari poros koalisi Jokowi, poros koalisi Prabowo, dan Poros Koalisi SBY.
"Poros Jokowi didukung lima partai yaitu PDIP, Golkar, PPP, Nasdem, dan Hanura dengan kekuatan 51,96 persen kursi. Poros Prabowo dengan 2 partai yaitu Gerindra dan PKS dengan ketercukupan 20,18 kursi. Poros SBY berisi tiga partai yaitu Demokrat, PAN, dan PKB dengan 27,85 kursi," urainya.
Skenario dua, adalah terjadinya dua poros koalisi di mana poros koalisi Jokowi dan SBY head-to-head dengan poros koalisi Prabowo. Skenario tiga, sebaliknya, poros koalisi Jokowi berhadapan dengan poros koalisi Prabowo dan SBY.
"Terakhir, skenario empat adalah bergabungnya poros Jokowi dan poros Prabowo melawan poros SBY," ungkap Hanta.
"Poros SBY bisa berdiri jika PAN dan PKB bergabung. Kalau PAN tetap ke Prabowo atau PKB ke Jokowi, SBY akan gugur," tambahnya.