Puisi Ganjar, PDIP: Upaya Menurunkan Elektabilitas

| 09 Apr 2018 06:58
Puisi Ganjar, PDIP: Upaya Menurunkan Elektabilitas
Ganjar Pranowo (Bagas/era.id)
Jakarta, era.id - Puisi karya Sastrawan Gus Mus yang dibacakan calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo tengah ramai dibicarakan karena dianggap menyudutkan umat Islam. Puisi yang berjudul 'Kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana'.

Sekjen PDIP Hasto Kristianto menganggap hal tersebut sebagai serangan untuk menurunkan elektabilitas Ganjar dalam Pilkada 2018.

"Ada upaya serangan-serangan itu untuk menurunkan elektabilitas. Tapi bagi PDIP, elektabilitas itu ditentukan oleh rakyat bukan ditentukan elit. Elektabilitas itu melakui kerja nyata di lapangan, sehingga membangun kepercayaan rakyat," kata Hasto di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (8/4/2018).

Hasto mengatakan puisi itu sejalan dengan ajaran Sukarno tentang Islam. Dia menegaskan bahwa PDIP tidak menggunakan isu berbau SARA untuk kampanye.

"PDIP tidak akan pernah mengikuti pilkada dengan cara saling menyerang, karena intinya adalah bagaimana kita memenangkan hati rakyat itu karena rakyat bertindak sebagai agen tertinggi," sebut Hasto.

Kendati demikian, Hasto menghormati adanya proses hukum yang dilaporkan oleh pihak yang tengah menyerang Ganjar. Lebih lanjut, ia menghormati Gus Mus sebagai pencipta puisi tersebut sebagai sosok yang kerap membawa kesejukan dalam karya-karyanya.

"Puisi adalah bagian dari ekspresi kebudayaan. Yang dibacakan oleh Pak Ganjar adalah puisi Gus Mus, sosok yang begitu dihormati, sosok yang begitu mampu menbawa kesejukan," tutur Hasto.

 


Terkait puisi ini, Ganjar sudah merespons permintaan maaf pengguna Twitter yang mengunggah kutipan puisi Gus Mus tersebut. 

"Semoga kita bisa saling belajar. Puisi itu kritik yang baik untuk pemerintah," tulisnya di akun Twitter pribadinya @ganjarpranowo 
Rekomendasi