Srikandi Indonesia yang Jadi Jaguar Asian Games

| 18 Apr 2018 19:19
Srikandi Indonesia yang Jadi Jaguar Asian Games
Ilustrasi (Ira/era.id)
Jakarta, era.id - Yayuk Basuki bukanlah nama asing di dunia olahraga, apalagi di cabor tenis. Nama besarnya bukan hanya menggaung di lingkup Nusantara, melainkan sudah di tingkat dunia. Deretan prestasi Yayuk Basuki membuat dunia mengakui keganasannya di lapangan tenis.

Di ajang Asian Games, nama Yayuk Basuki berkibar kencang dengan torehan medali emas. Pada Asian Games 1986, Yayuk Basuki meraih medali emas di nomor tenis ganda putri. Empat tahun berselang, dia berhasil mempertahankan medali emas di nomor ganda putri dan melengkapinya dengan medali emas di nomor ganda campuran. 

Baca Juga : Sepak Bola Indonesia di Asian Games

Yayuk Basuki bahkan menunjukkan dominasinya di cabor tenis dengan menyabet medali emas di nomor tunggal putri pada Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand. Yayuk Basuki bukan cuma jago kandang, dia adalah 'Srikandi Tenis Indonesia' di tingkat nasional, regional bahkan dunia.

Sepak terjang Yayuk Basuki tidak bisa dipandang sebelah mata. Perempuan kelahiran Yogyakarta 30 November 1970 ini berhasil menorehkan sejarah bagi Indonesia di kancah internasional sekaligus menjelma menjadi petenis yang ditakuti di era 1990-an.

Keberhasilan Yayuk Basuki mencapai posisi ke-19 versi Women's Tennis Association di kelas tunggal serta peringkat ke-9 untuk nomor ganda membuat namanya juga harum hingga kini. Sepanjang kariernya, Yayuk Basuki pernah menaklukkan Martina Hingis, Amelie Mauresmo, Lindsay Davenport, Gabriel Sabatini, Anke Huber, Iva Majoli, Anna Kournikova, dan Mary Pierce. 

Pencapaian ini tidak didapatkan dengan mudah. Di dalam buku biografinya yang berjudul Yayuk Basuki: Dari Yogya ke Pentas Dunia dijelaskan, kesuksesan Yayuk Basuki tidak lepas dari peran sang ibu yang kerap kali mendorongnya lebih serius mendalami tenis.

Baca Juga : Asian Games dan Catatan Manis Indonesia Muda

Sejak duduk di bangku sekolah dasar, orang tua Yayuk Basuki sering memintanya ikut serta di berbagai kejuaraan nasional tenis yunior. Dukungan tersebut membuat Yayuk Basuki semakin percaya diri dan meningkatkan keseriusannya di dunia tenis.

Kegigihan Yayuk Basuki berhasil membuatnya menjadi petenis pertama Indonesia yang menjuarai WTA Tour nomor tunggal putri di Pattaya, Thailand. Kemenangan ini seketika menempatkan Yayuk Basuki di peringkat 86 versi WTA. Sejak itu, publik olahraga memanggil Yayuk Basuki dengan julukan 'Sang Jaguar Asia'.

Pada 1994, Yayuk Basuki memutuskan menikah dengan Hary Suharyadi, petenis nasional sekaligus pelatihnya. Pasangan ini mendirikan Yayuk Basuki Management, yang bertujuan mendukung dan mengelola kebutuhan bertanding Yayuk Basuki secara profesional. 

Alhasil, Yayuk Basuki pun berhasil meraih enam gelar tunggal dan sembilan gelar ganda WTA Tour. Puncak prestasinya terukir di turnamen Grand Slam 1997 ketika menjadi petenis Indonesia pertama yang mencapai babak perempat final kejuaraan Wimbledon.

Atas pencapaiannya tersebut, Yayuk Basuki secara resmi tergabung di sebuah lembaga yang menampung alumni delapan besar Wimbledon, Eight Club. Nama Yayuk Basuki kini sejajar dengan atlet sekelas Martina Hingis, Steffi Graf, Monica Seles dan Gabriela Sabatini.

Baca Juga : Asian Games dan Libur Sekolah

Pada 2004, Yayuk Basuki memutuskan 'gantung raket' dan menggeluti beberapa bidang usaha bersama suaminya, termasuk mendirikan sekolah tenis di Bulungan, Jakarta Selatan, yang diberi nama Yayuk Basuki Tennis Academy.

Kecintaan Yayuk Basuki terhadap dunia tenis membuatnya 'turun gunung' pada Mei 2008 dengan mengikuti turnamen internasional di ajang ITF Tour pada nomor ganda. Kala itu, Yayuk Basuki bertandem dengan petenis asal Australia, Tiffany Welford dan berhasil menyabet gelar juara.

Sebelum benar-benar pensiun pada 2011, Yayuk Basuki dan petenis nasional Romana Tedjakusuma berhasil menjuarai ITF Tour sebanyak lima kali. Yayuk Basuki memutuskan pensiun dari dunia tenis karena ingin memberikan kesempatan kepada bibit-bibit muda.

Ilustrasi Yayuk Basuki (Ira/era.id)

 

Rekomendasi