Wakil Ketua Komisi VI DPR Inas Nasrullah Zubir menjelaskan, yang sedang dibicarakan Rini dan Sofyan adalah proyek storage LNG di Bojonegara, Cilegon. Proyek itu dibangun oleh PT Bumi Sarana Migas (BSM).
"Konten rekaman yang diduga suara Rini Soemarno dan Sofyan Basir tersebut adalah proyek storage LNG di Bojonegara, Cilegon yang akan dibangun oleh PT. Bumi Sarana Migas (BSM) di mana pemegang sahamnya adalah Kalla Grup dan Ari Soemarno bekerja sama dengan Mitsui dan Tokyo Gas dengan pinjaman dari JBIC (Japan Bank for International Cooperation)," kata Inas dihubungi era.id, Jumat (28/4/2019).
Inas menambahkan, Kalla Grup dan Ari Soemarno hanya bermodalkan tanah di Bojonegara, sedangkan seluruh pendanaan akan ditanggung Mitsui dan Tokyo Gas.
Baca Juga : Beredar Rekaman Percakapan 2 Orang Bahas Fee Proyek
"Proyek BSM tersebut yang Head of Agreement (HoA)-nya ditanda tangani oleh Dwi Soetjipto saat itu menjabat sebagai Dirut Pertamina). Pada awalnya sering saya kritisi dengan keras di setiap kesempatan RDP dengan Pertamina baik ketika saya masih di Komisi VII maupun di Komisi VI karena saya anggap sangat merugikan Pertamina sebab take or pay nya 60%," kata Inas.
Lewat rekaman pembicaraan ini, Inas menilai keluarga Soemarno; Ari Soemarno dan Rini Soemarno memiliki peran besar dalam bisnis pertambangan di Indonesia.
"Beredarnya rekaman pembicaraan yang diduga antara Menteri BUMN, Rini Soemarno dengan Dirut PLN, Sofyan Basir menjadi sebuah bukti adanya cawe-cawe kakak-nya Rini, yakni Ari Soemarno di Kementerian BUMN, PLN, PGN dan Pertamina," kata Inas.
Baca Juga : Komisi VI DPR Bakal Panggil Rini Soemarno
Dilansir dari CNBCIndonesia, Proyek yang dimulai sejak 2014 ini diperkirakan membutuhkan investasi senilai 600 juta dolar AS hingga 700 juta dolar AS. Biaya ini dibutuhkan untuk membangun terminal yang bisa menampung hingga 500 juta kaki kubik (MMSCFD) atau setara dengan 4 juta ton gas cair. BSM pun menggandeng investor asal Jepang yakni Tokyo Gas dan Mitsui untuk pendanaannya.
Proyek itu sempat ada penandatanganan Head of Agreement (HoA) utilisasi terminal yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) dengan BSM untuk bekerja sama dalam pembangunan terminal, pada 13 April 2015. Namun, proyek yang ditarget selesai tahun 2019 ini masih simpang siur.
Penandatangan saat itu dilakukan oleh Direktur Energi Baru dan Terbarukan Pertamina Yenni Andayani dan Solihin Kalla selaku Direksi BSM, dan disaksikan oleh direktur utama Pertamina yang menjabat saat itu Dwi Soetjipto.
Adapun rincian HoA kerjasama saat itu adalah sebagai berikut:
1. Pertamina wajib menjadi pengguna jasa regasifikasi sebesar 100 persen kapasitas terminal gas yang akan dibangun yaitu 500 MMSCFD selama 20 tahun;
2. Pertamina akan menjadi pemegang saham 15 persen dari Joint Venture yang akan mengelola terminal gas tersebut. BSM rencananya akan menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 50 persen dan sisanya 35 persen akan diambil oleh Mitsui dan Tokyo Gas.
Rekaman percakapan Rini-Sofyan ini pertama kali diunggah akun instagram om_gadun, Jumat (27/4) dengan caption 'Dashyaaatttt...!!!! Mau kelanjutanhya? Om butuh 1000 likes #MafiaMigas #RIwayarpertaminakiNI', om_gadun mengunggah sebuah video yang berisi rekaman percakapan dengan cover tulisan 'Rini Soemarno' dan ' Sofyan Basir'. Akun ini belakangan mengubah nama menjadi walikota_parung.