Menurut Sandi, yang terpenting saat ini adalah memberi bantuan dan dukungan moral kepada keluarga yang ditinggalkan.
"Mari kita gunakan kesempatan ini untuk saling melihat di antara kita, merefleksi apakah ada anggota masyarakat di sekitar kita yang memerlukan bantuan," kata Sandi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (3/5/2018).
Sandi menyesali kondisi saat itu, di mana para korban harus berdesak-desakan demi mendapat minyak goreng dan mie instan. Padahal, tanpa harus melakukan hal tersebut, Pemprov DKI telah memberikan barang-barang yang dibutuhkan lewat Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Sandi juga meminta kepada segenap pihak agar tidak membentur-benturkan Pemprov DKI dengan berbagai pihak khususnya partai politik atas kejadian ini.
Adapun mengenai kabar yang menyebutkan panitia penyelenggara belum meminta maaf kepada keluarga korban secara langsung, Sandi meminta panitia bersikap kesatria.
"Kita tidak bisa beda-bedakan termasuk untuk Ibu Kokom (orang tua korban), yang kami harapkan panitia bisa gentleman. Sikapnya kesatria. Minta maaf," ujar Sandi.
Sandi memastikan Pemprov DKI tidak akan cuci tangan atas kejadian ini. Sejauh ini Pemprov DKI masih rutin memantau perkembangan keluarga Ibu Komariah, orang tua dari bocah R (10), salah seorang korban meninggal.
Sebelumnya, pada Sabtu 28 April 2018 komunitas Forum Untukmu Indonesia memecahkan rekor MURI dalam hal peserta tari terbanyak guna memperingati Hari Tari Internasional yang jatuh pada 29 April.
Selain itu, acara ini juga diisi dengan bagi-bagi sembako. Namun, saat acara bagi-bagi sebako berjalan, dua orang tewas karena berdesak-desakan. Dua orang yang meninggal adalah anak berinisial R (10) dan M (11).