ERA.id - Pegiat media sosial, Permadi Arya atau yang akrab disapa Abu Janda angkat bicara terkait rencana Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta yang bakal membentuk tentara siber atau cyber army untuk melawan para pendengung atau buzzer.
Langkah itu diambil, sebab menurut MUI, para buzzer tersebut kerap menista ulama dan menyudutkan umat Islam serta 'menyerang' Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di media sosial.
Menanggapi hal itu, Abu Janda menyebut bahwa MUI DKI sama saja dengan menjual agama demi kepentingan politik.
"Begundal-begundal tukang dagang agama sudah mulai bermain lagi, setelah di Pilkada DKI mereka obral murah ayat sabotase mayat demi menang pilkada, jelang Pilpres 2024 mereka mulai jualan agama lagi," kata Abu Janda dalam video yang dibagikan di akun Instagramnya, Senin (22/11/2021).
Abu Janda lantas mengutip sebuah artikel yang mengatakan bahwa seminggu yang lalu MUI mendapat dana hibah Rp10 miliar dari APBD DKI.
"Seminggu yang lalu MUI mendapat hibah Rp10 miliar dari APBD DKI, tiba-tiba minggu ini MUI mau bikin buzzer army untuk Anies Baswedan," kata Abu Janda.
"Woi jin***! APBD DKI itu uang milik rakyat warga DKI bukan milik Anies Baswedan gob**k, mau sampai kapan Islam lo jual murah demi syahwat politik kekuasaan ji***???" tambah dia.
Abu Janda juga menyebut bahwa jika Nabi Muhammad SAW masih hidup, dirinya pasti akan menangis agamanya diobral murah demi kepentingan politik.
"Nabi Muhammad nangis liat agamanya diobral murah oleh para begundal-begundal agama macam kalian," kata Abu Janda.
Sebelumnya, Ketua Umum MUI DKI Jakarta, KH Munahar Muchtar, mengatakan bahwa pasukan siber diharapkan mampu melawan "buzzer" yang menyudutkan ulama dan Gubernur DKI Anies Baswedan.
Alasannya, Anies dianggap sudah bekerja keras demi kepentingan masyarakat Jakarta, tapi hingga kini ada pihak yang menyudutkan dengan menyebar berbagai informasi di Internet.
"Beliau ini termasuk 21 orang pahlawan dunia. Berita-berita, saya minta MUI DKI yang mengangkatnya karena kita mitra kerja dari Pemprov DKI Jakarta," kata Munahar dalam keterangan tertulisnya.
Pasukan siber ini bertugas melawan konten yang menyerang ulama dan Anies, dengan mengangkat informasi terkait keberhasilan dicapai melalui internet dan media sosial.