Agus Yudhoyono Soroti Isu Ekonomi

| 10 Jun 2018 12:42
Agus Yudhoyono Soroti Isu Ekonomi
Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (Fitria/era.id)
Jakarta, era.id - Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyoroti dua isu ekonomi yang tengah terjadi di Indonesia. Ia menyebut, ada dua persoalan utama ekonomi saat ini, yaitu daya beli masyarakat dan lapangan kerja.  Menurut AHY, daya beli rakyat saat ini menurun. Sebab, rakyat berpenghasilan rendah dan kurang mampu.

"Di satu sisi, harga-harga kebutuhan naik secara signifikan. Di sisi lain, kemampuan dan kesempatan masyarakat makin terbatas untuk memperoleh penghasilan yang layak," kata AHY dalam orasinya yang berjudul 'Dengarkan Suara Rakyat', di hadapan ratusan kader Partai Demokrat, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Sabtu (9/6/2018).

Hal ini, kata AHY, harus menjadi perhatian yang serius. Terlebih, data menyebut sebanyak 28 juta masyarakat Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan. Selain itu, hampir 70 juta orang dinyatakan rentan atau rawan miskin.  Dengan angka tersebut, total jumlah masyarakat miskin dan rawan miskin ini setara dengan hampir 40 persen populasi Indonesia. 

"Guncangan ekonomi sedikit saja, akan mendorong mereka ke jurang kemiskinan yang lebih dalam," ujarnya.

Sementara itu, mengenai isu lapangan kerja, AHY menyebut secara kuantitas lapangan kerja yang tercipta setiap tahunnya belum bisa mengimbangi jumlah pencari kerja baru.

Dalam hal kualitas, Indonesia juga masih punya pekerjaan rumah yang cukup besar. Sebab, lebih dari 50 juta orang angkatan kerja Indonesia berpendidikan sekolah dasar. Dengan fakta ini, kata AHY, tak mudah bagi angkatan kerja Indonesia untuk bersaing dalam kompetisi global.

Apalagi, saat ini muncul kekhawatiran lain berupa maraknya Tenaga Kerja Asing (TKA). Masyarakat Indonesia harus bersaing ketat untuk mendapatkan pekerjaan di negerinya sendiri. 

Hal ini, menurut AHY, adalah soal rasa keadilan. Ia menegaskan, wajib mendahulukan hak rakyat untuk memperoleh kesempatan kerja di negeri sendiri.

"Kita tidak anti asing, tapi kita tidak terima jika rakyat dikalahkan, dinomorduakan atau hanya jadi penonton di negeri sendiri," tandasnya.

Baca Juga : SBY: Tidak Benar Saya Sodorkan AHY ke Jokowi

Rekomendasi