Nostalgia Denny Siregar Saat Ultah Jokowi, Singgung Pemimpin yang Biarkan Anaknya Berkuasa

| 25 Jul 2022 10:02
Nostalgia Denny Siregar Saat Ultah Jokowi, Singgung Pemimpin yang Biarkan Anaknya Berkuasa
Presiden Jokowi usai meninjau Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (30/3). (Setpres)

ERA.id - Presiden Jokowi baru saja berulang tahun pada 21 Juni 2022 lalu. Kini umur ayah dari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming itu masuk 61 tahun. Banyak yang merayakan ulang tahun Jokowi.

Paling fenomenal, sewaktu PDI Perjuangan mengundang Jokowi dalam rakernas di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (21/6/2022).

Di atas panggung, Jokowi dinyanyikan lagu 'Selamat Ulang Tahun' yang dipopulerkan Jamrud, oleh Anggota DPR RI Krisdayanti. Jokowi juga saat itu memotong nasi tumpeng merah yang sudah disiapkan PDIP.

Sungguh semua kader PDIP terlihat gembira dalam momen itu. Omong-omong soal ulang tahun Jokowi, pegiat media sosial Denny Siregar pernah menulis status bijak di Facebook pada 21 Juni 2018.

Dalam status itu, ia menyinggung penguasa yang ingin negeri dipimpin oleh anak penguasa tersebut.

Begini isinya:

"SELAMAT ULANG TAHUN, PAKDE JOKOWI..

Sedikit nostalgia...

Aku ingat ketika itu aku deg-degan menanti kabar, apakah Pakde jadi dicalonkan ?

Sesudah memperhatikan sepak terjangmu di Solo dan Jakarta, baru kali ini aku punya harapan, bahwa ada pemimpin negeri yang berasal dari kalangan biasa, bukan kaum elit maupun tentara.

Dan ketika wajahmu terpampang di baliho-baliho di sudut kota, hatikupun bersorak bahagia. Aku berjanji pada saat itu, ku akan berjuang untukmu. Bukan karena kamu, tapi karena kamu adalah aku.

Tahukah pakde, lelahnya aku dulu melihat situasi negeriku ?

Negeri yang porak poranda karena ulah para bedebah, yang terus menerus merampok harta ibu pertiwi tanpa rasa malu dan kenyang lagi.

Sedangkan pemimpin yang ada, sibuk menggemukkan diri dan nafsu berkuasanya, sehingga kalau bisa negeri ini dipimpin oleh anaknya, cucunya, anak cucunya, cucu dari cucunya dan terus tanpa ada matinya.

Dan padamu semua kusandingkan. Baru kali itu aku memilih dengan harapan...

Sempat banyak orang kecewa padamu diawal pemerintahan, tapi aku tidak. Aku merasa ada sesuatu yang terlewatkan. Sesuatu yang tidak tampak di permukaan tetapi terasa sebagai sebuah gerakan.

Lalu, mulailah aku menulis tentang dirimu. Tentang langkah-langkahmu. Tentang strategimu. Dan semakin sering aku menulisnya, aku kagum padamu. Karena disana aku belajar bagaimana seharusnya memimpin itu..

Tauladanmu sungguh luar biasa. Anak-anakmu kau ajarkan bagaimana tidak memanfaatkan kuasa. Engkau mengajarkan bagaimana seharusnya seorang lelaki memegang amanah. Bahwa banyaknya harta bukan tujuan di dunia..

Seberapa kuat ringkih tubuhmu menahan fitnah ? Tanya dalam hatiku..

Ternyata waktu membuktikan, mentalmu terbuat dari baja. Mungkin semua itu terbentuk dari kesulitan dan kemiskinan yang kau dapatkan. Dan semua pergulatan itu menghasilkan seorang seorang lelaki yang menari diatas badai..

Tiga tahun, pencapaian yang kau lakukan sama seperti pencapaian puluhan tahun pemimpin sebelumnya. "Apakah itu sesuatu yang hebat ?" Tanyaku. "Tidak. Memang begitulah seharusnya. Hanya tidak banyak pemimpin yang mau menjalaninya.." Katamu.

Seandainya, 32 tahun sebelumnya, ditambah 10 tahun lamanya, pemimpin-pemimpin itu berjiwa sepertimu, sulit kubayangkan sebesar apa negeri ini jadinya. Pasti Malaysia, Singapura bahkan Australia tidak ada apa-apanya. Karena semua kita punya, hanya kita tidak pandai mengelolanya..

Dan musuh manusia adalah waktu..

Hari ini genap 57 tahun usiamu. Tanggal 21 Juni adalah hari lahirmu. Tidak lama lagi engkau akan menua dan melemah, dan menyerahkan semua kepada yang lebih muda. Dan kuharap, ketika engkau sudah tidak berdaya nantinya, tetaplah bersama kami menjadi guru bangsa..

Selamat ulang tahun, pakde Jokowi..

Semoga kita bisa berjuang bersama selama satu periode lagi. Hantarkan kami menuju gerbang kejayaan. Supaya kepala kami bisa tegak berdiri ketika kami berada di luar negeri. Bukan lagi tertunduk, menahan malu karena banyaknya korupsi..

Semoga satu saat kita bisa minum secangkir kopi. Dan bercerita tentang masa lalu yang indah ini..

Seruput, pakde.. Semoga engkau sehat selalu..

Denny Siregar."

Rekomendasi