Rusuh Suporter Bola, Sultan HB X: Memangnya Ada Apa Antara Jogja dan Solo?

| 27 Jul 2022 08:34
Rusuh Suporter Bola, Sultan HB X: Memangnya Ada Apa Antara Jogja dan Solo?
Sri Sultan Hamengku Buwono X. (Foto: Antara)

ERA.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X memberi pernyataan atas ricuh yang terjadi saat supporter bola dari Solo melintasi Yogyakarta. Menurutnya, selama ini tak ada masalah antara Jogja dan Solo, termasuk suporter bolanya.

"Memangnya ada persoalan apa antara Jogja dan Solo? Kita tidak ada persoalan apa pun,” katanya di kompleks Pemda DIY, Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (26/7).

Aksi kekerasan terjadi saat arak-arakan supporter bola dari Solo melintas di Jogja untuk menyaksikan pertandingan kesebelasan Persis Solo dan Dewa United di Magelang, Senin (25/7).

Selama pawai tersebut, mereka diduga melakukan aksi provokasi hingga memicu bentrok dengan warga, kelompok massa, dan suporter bola di Jogja. Sejumlah orang pun terluka dan sebuah sepeda motor rusak diamuk massa.

Sultan pun mempertanyakan sebab musabab kejadian itu dan mengapa aksi kekerasan yang jadi pilihan.

“Mengapa harus kekerasan yang terjadi, kalau memang ada yang lewat, saya tidak tahu apa yang terjadi itu suporter atau netizen. Apakah disebabkan berita di internet atau apa saya enggak tahu,” kata dia.

Ia pun mewanti-wanti untuk tak melakukan tindak kekerasan dan meminta para supporter untuk menghormati pihak lain.

“Saya selalu mengingatkan jangan melakukan kekerasan. itu sifatnya fisik. Kita perlu membangun peradaban yang santun, bisa menghargai orang lain,” kata dia.

Apalagi di Jogja baru saja terjadi aksi rusuh oleh sejumlah kelompok massa di Babarsari, beberapa waktu lalu. “Kenapa selalu kekerasan yang terjadi? Kami baru mengingatkan kemarin (kasus Babarsari), perkelahian yang lain. Sekarang terjadi perkelahian yang lain juga,” tuturnya.

Sultan pun meminta untuk menghentikan provokasi oleh semua pihak suporter. Ia berharap semua pihak menahan diri.

“Itu terjadi provokasi dan sebagainya tapi siapa yang melakukannya, saya juga enggak tahu. Mungkin kalimat yang dibikin di media sosial itu kurang nyaman juga bisa. Sepertinya kita tidak bisa menjadi orang yang sabar,” kata dia.

Rekomendasi