68 Tahun Berkarir, Tukang Cukur Legendaris Ini pun Pensiun karena Pandemi COVID-19
ERA.id - Setelah 68 tahun menjadi ahli pangkas rambut, hingga mendapat pengakuan dari pemerintah Italia, Luigi Pinzo akhirnya harus menggantungkan gunting cukur untuk selamanya karena pandemi COVID-19.
Cerita ini pertama kali dimuat oleh Reuters yang menemui Pinzo, saat ini berusia 80 tahun, di Roma, Italia. Lelaki tersabut mengaku telah bekerja di tempat pangkas rambut sejak umur 12 tahun. Saat itu ia memulai dengan menjadi penyapu lantai hingga bertugas membersihkan jaket para klien.
Baru pada tahun 1977 ia pindah ke sebuah pemukiman elit di Roma, Italia, untuk mendirikan tempat cukur rambutnya sendiri. Di 'kantor' miliknya inilah, yang ia namai "Luigi", ia dikenal sebagai tukang pangkas rambut yang cakap.
Tak hanya itu, selama berpuluh-puluh tahun, Luigi mempertahankan tiga kursi dengan jok kulit serta sejumlah parfum yang ia taruh di dalam kabinet kaca.
Dekorasi yang paling membanggakan tentu saja sebuah plakat sertifikat yang diberikan oleh presiden Italia pada tahun 1993. Di situ tertulis bahwa Pinzo dianugerahi titel sebagai Ksatria Republik Italia karena berhasil mempertahankan bisnisnya hingga sekian lama.
"Saya tak tahu tukang cukur manapun di Roma yang berhasil bertahan seperti saya hingga 68 tahun," kata Luigi. "Saya orang yang selalu ambisius. Saya selalu ingin berkembang."
Selama ia berkarya sebagai tukang cukur di Roma, ia telah melihat Italia menghadapi berbagai jenis krisis, dari berbagai rangkaian resesi hingga peristiwa pembunuhan sosok politik. Semua itu masih tetap bisa ia hadapi. Namun, pandemi COVID-19 ini cukup berbeda.
Ketika pandemi korona baru menembus Italia, banyak klien Luigi yang menghilang karena khawatir akan tertular COVID-19.
"Banyak orang memilih tetap di rumah sehingga klien saya berkurang, lalu muncul berbagai ketakutan. Berkaitan dengan usia saya (yang lanjut), saya khawatir bisa tertular penyakit ini secara tiba-tiba," kata Luigi, masih menggunakan jaket linen warna hijau yang sudah jadi ciri khasnya. "Sedih. Tapi mau bagaimana lagi."
Pada akhirnya toko pangkas rambut Luigi menyerah pada tanggal 31 Oktober lalu. Tokonya menjadi satu dari 40 persen toko pangkas rambut di Roma yang harus tutup karena pandemi ini, seperti disampaikan asosiasi bisnis Confcommercio.
Kota Roma barangkali juga kehilangan sosok Luigi yang memperoleh keahlian memangkas rambut lewat latihan, berguru, selama bertahun-tahun. Luigi sendiri mengaku bahwa industri pangkas rambut "telah kehilangan jiwanya" dengan banyak orang membuka toko pangkas rambut hanya dengan modal alat cukur rambut elektrik.
"Pangkas rambut menjadi terlalu mekanis," kata Luigi. "Sebenarnya ketika seorang klien datang pada Anda, Anda mempelajari mereka, cara berpakaian mereka, bagaimana suasana hati mereka, dan setelah itu barulah Anda mencari gaya rambut yang pas untuk mereka. Ini adalah seni, tapi sekarang mulai ditinggalkan."
Mungkin itulah yang membuat bisnis cukur rambut Luigi bisa bertahan sekian lama. Ketika banyak orang mendengar bahwa Luigi akan menyudahi bisnisnya, banyak klien yang buru-buru ingin minta rambutnya dicukur oleh sang maestro untuk terakhir kalinya.
"Saya akan selalu mengingat sejarah tempat cukur ini, serta semua momen di mana Anda bisa duduk rileks selama 30 menit ditemani seseorang yang datang dari generasi yang berbeda dari Anda," demikian dikatakan seorang klien setia Luigi.