Profil Singkat Habib Kribo: Lawan Haikal Hassan, Pujaan Muhsin Labib

| 06 Jan 2022 14:55
Profil Singkat Habib Kribo: Lawan Haikal Hassan, Pujaan Muhsin Labib
Habib Kribo atau Zain Assegaf. (Dok. Habib Kribo)

ERA.id - Beberapa waktu lalu, pendakwah Haikal Hassan sempat berdebat sengit dengan pria berambut kribo di televisi. Banyak yang belum tahu, pria yang ditemani Haikal berseteru itu dijuluki Habib Kribo atau Zain Assegaf.

Adapun soal profilnya, belum banyak yang terpaparkan di media sosial, baik itu tanggal lahir, keluarga, ataupun kecenderungan politik secara lebih jauh. Dari penelusuran ERA.id, paling tidak ada secuplik data soal pria tersebut.

Zain Assegaf adalah sosok yang baru muncul ke publik dan membawa narasi kontra dengan Bahar bin Smith hingga Rizieq Shihab.

Selain itu, Zain turut menjadi oposan dalam menanggapi kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dilansir dari tulis Muhsin Labib, Zain dianggap tak pernah muncul di panggung majelis zikir dan berpenampilan urakan, tak seperti agamawan yang kerap ditampilkan di televisi.

Zain disebut seorang akuntan. Hidupnya juga modern. Anehnya, kok ia muncul begitu saja? Menurut Muhsin, Zain muncul untuk menjadi antitesis bagi habib residivis.

"Ia memperkenalkan tipe alternatif seorang habib. Dialah Habib Kribo."

Walau dalam videonya kerap ia menyampaikan suara sumbang, tapi bagi Muhsin, kehadirannya menyegarkan. Ini soal selera saja.

"Jiwanya yang lembut melukiskan sosok yang memikul derita psikis komunitas habib dan keturunan Arab yang cemas. Cemas akibat ulah habib residivis dan reaksi sinis para penentangnya di media sosial."

"Kita boleh setuju dan tidak sepakat dengan cara dan sebagian pernyataan Habib Kribo yang kadang terlihat sangat emosional. Tapi kehadirannya bisa memahamkan sebagian masyarakat bahwa komunitas habib juga keturunan Arab tidak homogen."

Intinya, kata Muhsin, dalam diri Zain, ada sisi ekstremis jumud, ada pula yang moderat bahkan super moderat dan sangat liberal tanpa beban primordialisme.

"Zen Assegaf di balik konten-kontennya yang spontan, menyampaikan sebuah pesan lirih yang melejit dari relung sanubari seorang habib proletar kepada seluruh bangsa Indonesia. Khususnya untuk bersikap adil kapan dan di manapun terhadap siapapun sekaligus sekelumit ucapan tulus permohonan maaf atas ulah sekawanan penista agama yang suci ini," tandasnya.

Rekomendasi