ERA.id - Meninggalnya mantan Menteri Pendidikan Nasional pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid yakni Prof. Yahya Muhaimin ternyata masih menyisakan duka di hati Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Lewat akun Facebook pribadinya, Anies kembali mengenang masa-masa di mana dirinya masih berkuliah di Amerika Serikat (AS). Mantan Mendikbud itu bercerita bahwa saat itu dirinya banyak dibantu oleh Yahya Muhaimin.
Bahkan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gajah Mada (UGM) itu pun selalu meminta Anies untuk tinggal bersamanya di kawasan elite di Bethesda, Maryland.
"Anies, daripada kamu sendirian, bayar sewa, udah pindah aja ke sini; di atas ada kamar. Selalu kosong kok," kata Anies menirukan ucapan Yahya Muhaimin.
Tidak sekali dua kali Yahya menelepon Anies dan memintanya pindah dari apartemen dekat kampus University of Maryland, ke rumah beliau sebagai Atase Pendidikan di Washington DC.
"Beberapa kali beliau mengulang, sampai akhirnya saya pindah dan tinggal di lantai atas rumahnya," kenang Anies.
Setelah tinggal di rumahnya, Anies bercerita bahwa dirinya hampir tiap malam berdiskusi dengan Yahya. Bahkan hingga lulus program Master dan saat akan meninggalkan Washington pun ia berangkat dari rumah Yahya Muhaimin.
"Belajar banyak dari seorang cendikiawan yang amat baik hati itu," ujar Anies.
Dikasih Uang Jajan 100 Dolar
Kisah kedekatan Anies dengan Yahya Muhaimin tak berhenti di situ. Suatu sore, tiba di aparteme setelah dari kampus, Anies melihat sebuah amplop ada di kotak surat. Tertulis nama pengirimnya Yahya Muhaimin.
Ketika dibuka, ternyata berisi selembar uang 100 dolar yang dimasukan dalam lipatan kertas HVS polos putih. Tidak ada tulisan apa pun. Hanya selembar uang.
Saat itu, Anies sudah mahasiswa program doktor di Illinois. Ia sudah pindah dari rumah Yahya Muhaimin di Maryland. Jaraknya lebih dari 1,100 km.
Anies yang penasaran langsung masuk apartemen dan menelpon Yahya Muhaimin. Kemudian dengan santainya Yahya hanya tertawa dan bilang, "Saya kemarin ingat kamu, mungkin kamu lagi susah ya. Kuliah doktor itu berat apalagi kalau udah ada anak, selalu kekurangan biaya. Dulu waktu saya kuliah juga gitu."
Anies melanjutkan ceritanya bahwa 'uang sangu' itu diterimanya bukan cuma sekali, tapi berkali-kali.
Setiap beberapa waktu Yahya Muhaimin selalu kirim amplop tanpa kata, berisi selembar uang 100 dolar.
"Uang itu bagi kami yang beasiswanya sangat pas-pasan, terasa luar biasa bernilai," kenang Anies.
Menutup kisah kebaikan Yahya Muhaimin saat dirinya berkuliah di AS, Anies mengatakan bahwa dirinya terakhir bertemu Yahya pada April 2021 di rumahnya di Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah.
"Saat itu mendengar kabar bahwa beliau sedang kurang sehat. Kami ngobrol, cerita banyak hal. Fisiknya memang telah lebih lemah, tapi pancaran wajahnya tetap terang, wajah jernih seorang cendikiawan yang amat-amat alim," kata Anies.
Anies kemudian mendoakan agar Yahya Muhaimin dimuliakan oleh Allah SWT, diberikan pahala berkat ilmu dan amal baiknya.
"Kemarin beliau berpulang. Allah panggil pulang seorang yang amat mulia hatinya, amat teduh akhlaknya. Pribadi yang amat dalam komitmennya untuk memajukan umat. Beliau memang dosen di UGM di Jogja, tapi selama itu pula, selalu berkiprah memajukan pendidikan di kampung halamannya di Bumiayu," ujar Anies.
Kami juga pernah menulis soal Pengamat: Sebelum Lengser, Anies Jadikan JIS dan Formula E Modal Kampanye Pilpres 2024 Kamu bisa baca di sini
Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!