ERA.id - Banyak nama burung unik di Indonesia. Ada yang identik dengan Kristen, yakni burung gereja. Ada juga yang identik dengan Islam yakni pipit haji. Lucu ya!
Tentu saja hal ini tidak usah ditanggapi serius. Penamaan burung ini, penulis yakin, dibuat oleh komunal masyarakat agar mudah mengenali burung tertentu, bukan untuk menyinggung agama apapun.
Omong-omong soal emprit haji atau bondol haji, dinamakan pipit haji karena kepalanya berwarna putih, seperti orang pakai peci putih haji. Jenis burung ini tersebar luas di Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi.
Nama Inggris burung ini, uniknya, tidak berhubungan sama sekali dengan haji yakni White-headed Munia. Di Indonesia, saking kreatifnya memberi nama, maka nama haji disandingkan pada nama burung.
Fisik pipit haji mudah dikenali. Kepalanya putih, tubuhnya hanya 11 sentimeter [seukuran telunjuk orang dewasa]. Paruhnya abu-abu kebiruan dengan kaki biru pucat. Saat masih muda, tubuh bondol haji ini bagian atasnya coklat, sementara bagian bawah dan muka warnanya kuning tua.
Penamaan ini mengingatkan pada burung gereja atau burung yang nama latinnya passer montanus. Ia dinamakan burung gereja karena saat pertama kali burung ini datang ke Sulawesi dan Jawa, mereka segera mencari tempat di dalam bangunan yang besar dan tinggi dengan alasan keamanan.
Burung gereja merupakan burung yang terbangnya rendah. Pada saat itu, bangunan yang arsitekturnya tinggi hanyalah gereja. Sehingga burung ini mulai bersarang di langit-langit gereja. Tidak ada catatan jelas, dari siapa dan tahun berapa burung ini dinamai burung gereja.