ERA.id - Tiga orang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa setelah tertimbun material tanah longsor di Kampung Ciletik, Desa Pasirdatar Indah, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (24/10).
Hasil kaji cepat sementara oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, petaka itu diduga terjadi karena adanya rembesan air ke dalam tanah dari kolam pemancingan umum yang berada di bagian atas rumah korban.
Ketika hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut, struktur tanah yang labil tanpa penguat lereng akan terkikis oleh rembesan air dan longsor ke bawah menimpa rumah korban dan permukiman lainnya.
“Di atas rumah korban ada kolam pemancingan umum. Ketika kolam diisi air kok tidak penuh-penuh. Artinya ada kemungkinan air merembes ke dalam tanah. Kemudian hujan turun lebat. Jadilah tanah longsor itu,” ungkap Hadi, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Jawa Barat, Selasa (25/10/2022).
Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi bersama unsur gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, relawan dan warga setempat bergotong-royong untuk mengevakuasi para korban dan melakukan upaya pembersihan material longsor.
Hasil kaji cepat sementara, ada sebanyak 5 rumah yang mengalami rusak berat, 4 rumah lainnya terancam dan 1 ruko turut terdampak.
Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi dan dapat disertai petir masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi hingga Kamis (27/10), sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hari ini, Selasa (25/10).
Menyikapi adanya informasi tersebut, maka BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.
Sesuai dengan arahan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., pada puncak Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tahun 2022 di Balipapan, Kalimantan Timur, Jumat (14/10), Pemerintah Daerah agar memastikan kesiapan alat, perangkat dan personel untuk menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem.
Di samping itu, Suharyanto juga meminta agar seluruh unsur Forkopimda melakukan perbaikan lingkungan sehingga bencana seperti banjir, banjir bandang hingga tanah longsor tidak terjadi secara berulang di tempat yang sama.
Upaya seperti monitoring lereng tebing, khususnya yang berada di wilayah perkotaan dan permukiman padat penduduk agar dilakukan secara berkala.
Di samping itu, perlu dilakukan monitoring di sepanjang bantaran sungai melalui kegiatan susur sungai. Normalisasi sungai dan kanal serta pembersihan drainase permukiman agar dilakukan secara berkala untuk memininalisir potensi bencana susulan yang juga dapat disebabkan oleh kondisi tata ruang lingkungan.
Khusus bagi masyarakat, apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di bantaran sungai maupun di lereng tebing agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.
Pastikan memperoleh perkembangan informasi terkait peringatan dini cuaca dari BMKG dan informasi mengenai penanggulangan bencana dari BNPB, BPBD, TNI, Polri dan lintas instansi lainnya.