Seniman Dibungkam, Pementasan Teater "Wawancara dengan Mulyono" di ISBI Bandung Gagal Digelar karena Pintu Digembok

| 17 Feb 2025 16:30
Seniman Dibungkam, Pementasan Teater
Kondisi studio pementasan teater 'Wawancara dengan Mulyono' yang digembok oleh pihak ISBI (Istimewa)

ERA.id - Pagelaran teater berjudul "Wawancara dengan Mulyono" gagal digelar oleh Teater Payung Hitam pada Sabtu (15/2/2025) malam di Kampus ISBI Bandung. Sebab, studio pementasan teater itu digembok oleh pihak kampus.

Sutradara sekaligus kreator pementasan, Rachman Sabur, mengaku sangat prihatin atas sikap pihak kampus. Mengingat pementasan teater itu hanya untuk merayakan 43 tahun perjalanan kreatif Teater Payung Hitam.

"Harusnya pertunjukan dilaksanakan Sabtu 15 Februari 2025 pukul 19.00 WIB, di ISBI Buahbatu Bandung. Tapi ternyata pintu tempat pertunjukan sudah digembok oleh pihak rektorat ISBI Bandung, alias dilarang dipentaskan alias dipasung karya teater tersebut," kata Rachman dalam keterangannya, Senin (17/2/2025).

Selain larangan pementasan teater, baliho peluncuran buku monolog dan pertunjukan "Wawancara dengan Mulyono" sudah dua kali diturunkan oleh pimpinan ISBI Bandung. Rachman menilai penurunan baliho itu sebagai larangan untuk menggelar teater.

Dengan sikap itu, Rachman pun meminta pimpinan ISBI Bandung untuk menerbitkan surat larangan bagi pertunjukan "Wawancara dengan Mulyono" dan peluncuran buku Teks-Teks Monolog.

"Adanya surat larangan agar menjadi terang dan jelas masalahnya. Sampai hari ini surat larangan itu tidak ada. Sungguh memprihatinkan keberadaan kampus almamater saya ini," ujarnya.

Lebih lanjut, Rachman menambahkan ketika ia akan menggelar teater "Wawancara dengan Mulyono", pintu studio sudah digembok oleh rektorat ISBI Bandung tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Akibatnya, para penonton dari kalangan seniman dan budayawan yang sudah berkumpul pun hanya bisa gigit jari karena teater tidak jadi digelar. Namun, Rachman tetap merilis buku Teks-Teks Monolog.

"Padahal pihak keamanan dalam mengurus perizinan tidak ada masalah, tidak ada pelarangan oleh pemerintah. Ini hanya tindakan rektorat ISBI yang pengecut dan penakut sehingga membungkam bahkan membunuh karya kreatif seni dari para seniman yang dilahirkan oleh ISBI itu sendiri," tuturnya.

Rekomendasi