ERA.id - Beredar video yang memperlihatkan seorang pria ngaku dimintai uang saat meminjam mobil kavaleri untuk mengantar logistik ketika banjir bandang di Sumatra.
Dari video dan narasi yang diunggah dari akun Instagram @folkkonoha, pria itu menjelaskan ingin meminta bantuan ke Kodim untuk dipinjamkan mobil kavaleri.
Kendaraan itu rencananya digunakan untuk mengantar logistik ke kawasan Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara (Sumut). Namun, dia mengaku pihak TNI meminta uang.
"Nah orang Kodim itu minta Rp2 juta bro. Nego, nego nego, nego bro sama TNI bro," demikian penjelasan pria itu. Dia kemudian meminta bantuan ke anggota dewan. Namun mereka juga turut meminta uang ke pria tersebut.
Dikonfirmasi, Kapuspen TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah membantah jika ada prajurit yang melakukan pungutan liar (pungli) ke pria tersebut. "Yang bersangkutan sudah konfirmasi dan minta maaf ya, bahwa itu tidak benar," kata Freddy saat dihubungi, Rabu (3/12/2025).
Freddy menjelaskan TNI akan selalu merespons setiap pengaduan dan keluhan masyarakat. Namun, dia meminta agar aduan itu tak hanya sekedar pengakuan atau klaim saja. Bukti harus disertakan agar dapat ditindaklanjuti. Jenderal bintang dua TNI ini kemudian menegaskan prajurit yang terbukti melanggar akan ditindak sesuai hukum yang berlaku.
"Di tengah masa sulit ini saya harap tidak ada tindakan-tindakan provokatif dan disinformasi dari pihak-pihak tertentu. Termasuk di internal TNI, kami tidak berharap ada pelanggaran dan tindakan yang menyimpang dari ketentuan," tuturnya.
Freddy lalu memberi video berisi klarifikasi pria yang mengaku terkena pungli itu bersama kedua orang tuanya. Dalam rekaman tersebut, pria yang diketahui bernama Muhammad Asyaf ini meminta maaf ke institusi TNI.
"Saya ingin mengklarifikasi benar bahwasanya saya mengunggah video pada tanggal 1 hari Senin, mengatakan bahwasanya saya salah berbicara terhadap instansi TNI. Saya ingin meminta maaf setulus nya tanpa paksaan instansi TNI," ujar Asyaf.
Dia menyebut permintaan uang Rp2 juta oleh prajurit Kodim didapatkannya dari grup pada media sosialnya. "Karena saya terdapat komunikasi di dalam grup saya, di dalam relawan bantuan itu. Jadi saya ingin minta maaf sebesar-besarnya kepada instansi TNI," tuturnya.