Dianggap Melawan Densus 88 dan Brimob, 2 Terduga Teroris di Makassar Ditembak Mati

| 06 Jan 2021 12:39
Dianggap Melawan Densus 88 dan Brimob, 2 Terduga Teroris di Makassar Ditembak Mati
Ilustrasi Densus 88 (Era.id)

ERA.id - Gabungan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dan Brimob Polda Sulsel menggerebek sebuah rumah Cluster Biru, Perumahan Villa Mutiara Kelurahan Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Rabu (6/1/2021) pagi.

Entah Densus 88 atau Brimob Polda Sulsel yang menembak mati dua terduga teroris berinisial Ri (menantu) dan Aj (mertua) di Makassar. Yang pasti, beredar kabar bahwa keduanya ditembak mati karena diduga melawan polisi saat akan ditangkap dan dibawa ke Mabes Polri untuk diperiksa.

Berdasarkan informasi yang diterima, rumah tersebut dihuni oleh dua orang terduga teroris berinisial Ri dan Aj. Keduanya punya kekerabatan yakni sebagai menantu dan mertua.

Sejumlah pejabat Polri yang coba dikonfirmasi perihal penangkapan kedua terduga teroris, yakni Karo Penerangan Masyarakat (Penmas) Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono dan Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo juga belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut.

Sementara dikutip dari Merdeka.com, Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, identitas keduanya adalah Moh Rizaldy S dan Sanjai Ajis. Mereka melawan saat akan ditangkap. "Masing-masing menggunakan senjata tajam jenis parang dan senapan angin jenis PCP," tutur Argo dalam keterangannya, Rabu (6/1/2021).

Argo menyebut, Rizaldy S dan Sanjai Ajis merupakan pendukung ideologi khilafah. Mereka sebelumnya bersama ratusan jemaah menyatakan baiat ke ISIS pada 2015 lalu di Pondok Pesantren Aridho pimpinan Basri.

Adapun Basri sendiri juga terlibat dalam kasus teror dan telah meninggal di Lembaga Pemasyarakatan Nusa Kambangan. "Pada 2016, bersama keluarga hijrah atau bermaksud bergabung dengan ISIS di Suriah, namun dapat dibatalkan di Bandara Soekarno Hatta," jelas dia.

Kedua terduga teroris itu juga diduga mengadakan kajian khusus pendukung daulah di Villa Mutiara dan Yayasan Aridho. Menurut kepolisian, mereka juga tercatat pernah terlibat dalam pengiriman dana kepada pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral ZOLO Philipina.

"Mengikuti pelatihan menembak dan naik gunung pada 2020, menjadi fasilitator pelarian Andi Baso, pelaku teror bom Gereja Oukumene Samarinda pada 2017," Argo menandaskan.

Dari informasi lapangan yang didapatkan, kedua terduga teroris masuk dalam jaringan kelompok Anshor Daulah Islamiyah (ADI). Keduanya juga sudah terpantau cukup lama sebelum penggerebekan dilakukan di rumahnya di Perumahan Villa Mutiara, Makassar, Sulsel.

Pantauan juga di lokasi kejadian, sejumlah kendaraan taktis milik Brimob Polda Sulsel beserta anggota yang berseragam dinas lengkap berwarna hitam dilengkapi senjata di tangan, masing-masing anggota terlihat masih berjaga-jaga di sekitar perumahan tersebut.

Tim gabungan Densus 88 bersama Gegana Brimob Polda Sulsel itu juga masih melakukan penyisiran, baik di dalam rumah maupun sekitar perumahan.

Rekomendasi