ERA.id - Personel Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas, Jawa Tengah, bersama anggota TNI menertibkan pedagang angkringan dan gorengan yang melanggar kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Kegiatan yang digelar Kamis (15/7) malam itu menyasar pedagang angkringan dan gorengan di seputaran kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, yang masih buka di atas pukul 20.00 WIB.
Saat itu petugas meminta para pedagang untuk segera menutup tempat jualannya pada pukul 20.00 WIB setiap hari selama PPKM darurat.
Sebelum para pedagang menutup gerobaknya, petugas terlebih dahulu memborong pelbagai jenis makanan yang belum terjual.
Makanan yang dibeli petugas itu selanjutnya diberikan kepada sejumlah warga yang terdampak PPKM darurat, khususnya tukang becak.
Kepala Satuan Sabhara Polresta Banyumas Komisaris Antonius Aldino Agus Anggoro mengatakan bahwa kegiatan tersebut demi mendisiplinkan masyarakat untuk mematuhi ketentuan yang diatur dalam PPKM darurat.
Dengan demikian, kata dia, masyarakat yang terdampak PPKM Darurat memahami dan mengerti esensi dari pelaksanaan kebijakan tersebut, yaitu mengurangi mobilitas masyarakat sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Kabupaten Banyumas.
Salah seorang pedagang gorengan di Jalan Soeparno, Kelurahan Karangwangkal, Kecamatan Purwokerto Utara, Heri mengaku senang karena sisa dagangannya diborong polisi dan dibayar sebesar Rp300 ribu meskipun seharusnnya hanya senilai Rp95 ribu.
"Ini (kegiatan penertiban, red.) bagus sekali. Biasanya saya buka dari pukul 15.00 hingga 20.00 WIB, sekarang mungkin sedang kurang beruntung saja, jadi pukul 21.00 belum tutup," katanya.
Pedagang angkringan di kompleks Pasar Wage, Purwokerto, Nana juga menyampaikan terima kasih.
Pada saat kondisi normal, kata dia, angkringan tersebut buka hingga dini hari. Namun, sekarang hanya sampai pukul 21.00 WIB.
"Saya tidak tahu kalau sekarang mulai pukul 20.00 WIB, saya akan patuhi. Kemarin Pak Bupati (Bupati Banyumas Achmad Husein, red.) bilang kalau mulai pukul 21.00 WIB," katanya.
Ia mengaku bersyukur sisa jajanan yang belum terjual itu dibeli oleh polisi dengan harga Rp400 ribu, sehingga bisa dijadikan sebagai tambahan modal.
"Dulu waktu masih normal, saya bisa mendapatkan uang hingga Rp1,6 juta per hari. Namun, sekarag sangat sepi. Hingga saat ini saja, saya baru mendapatkan Rp280 ribu, sehingga uang dari Pak Polisi dapat saya gunakan untuk tambahan modal," katanya.
Tukang becak Nurfauzin mengaku senang karena mendapat jajanan dan uang Rp50 ribu dari Polresta Banyumas. "Kegiatan ini bagus sekali, saya sangat senang dapat bingkisan jajanan ini," katanya.