ERA.id - Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai ulama, ustaz, habib, dan kiai adalah "mata hati" masyarakat karena selalu dikelilingi rakyat, sehingga tahu kondisi nyata di tengah masyarakat.
"Karena itu sebagai pimpinan partai, kami merasa perlu banyak tahu apa yang sedang terjadi di masyarakat. Caranya dengan mendekatkan diri kepada tokoh-tokoh yang dianggap menjadi simbol masyarakat, seperti Ustaz Das'ad Lafif," kata Muzani dalam keterangannya di Jakarta, Senin (11/10/2021).
Hal itu dikatakan Muzani saat mengunjungi eks calon wakil wali kota Makassar, Ustaz Das'ad Lafif, Sulawesi Selatan.
Dia mengatakan silaturahim yang dilakukan Partai Gerindra ke kediaman Das'ad merupakan bagian dari caranya untuk selalu dekat dengan orang-orang yang menjadi mata hati masyarakat.
Menurut Wakil Ketua MPR RI itu perjuangan politik memiliki tantangan dan godaan yang berat, namun memiliki efektivitas dan manfaat yang sangat besar bagi pembangunan dan perubahan masyarakat.
"Karena itu nasihat dari orang yang selalu dekat dengan masyarakat sangat diperlukan. Gerindra adalah partai rakyat, maka cara mendekatkan diri salah satunya adalah mereka yang menjadi simbol masyarakat," ujarnya.
Muzani mengatakan model dakwah seperti Ustaz Das'ad perlu ditiru dalam perjuangan politik, misalnya dalam banyak ceramahnya, masyarakat sering diingatkan tentang berbagai macam kesalahan dan kekurangan tapi dengan cara yang ringan dan jenaka.
"Untuk itu, kesadaran menyadari kekurangannya tumbuh dari cara ustaz menyampaikan. Akibatnya, keinginan untuk memperbaiki diri terdorong dari kesadarannya sendiri," katanya.
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI itu menilai proses komunikasi itu harus menjadi sebuah cara berjuang dalam menegakkan kebenaran, termasuk mengingatkan kepada semua pihak seperti eksekutif dan masyarakat agar tujuan itu sampai tanpa perlu menggurui atau menyakiti.
Dalam kesempatan itu, Ustaz Das'ad Latif setuju dengan apa yang disampaikan Muzani bahwa seorang politisi tidak boleh jauh-jauh dari ulama.
Menurut dia, ulama dalam berdakwah tidak boleh memilih-milih medan dakwahnya, karena jika pilah pilih, mungkin Islam tidak akan masuk Indonesia.
Dia menyarankan agar partai politik senantiasa dekat dengan ulama dalam setiap perjuangan politiknya.
"Sebaiknya pandangan seperti ini (politik dekat dengan ulama) dijadikan tradisi semua partai. Dunia politik itu sangat dekat dengan godaan karena ada kekuasaan, dakwah dengan kekuasaan jauh lebih efektif," katanya.