ERA.id - Rencana pembangunan Stadion Mattoanging di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, masih menyimpan misteri. Sebab pembangunan belum berlangsung, hanya pembongkaran yang sudah rampung.
Pembongkaran itu sempat dipamerkan oleh Gubernur Sulsel nonaktif Nurdin Abdullah pada 21 Oktober 2020. Nahas, sosok yang biasanya disebut Prof Andalan itu ditangkap KPK setahun lebih setelahnya, pada 27 Septermber 2021.
Dari sana, perkembangan soal stadion pun terkatung-katung. Nasib pembangunannya jadi tak jelas. Lama-kelamaan itu berpolemik. Di balik itu, ada yang unik, ERA.id menemukan info, kabarnya, timbunan dari sisa bongkaran stadion, diduga diperjualbelikan demi keuntungan segelintir pihak.
Setelah dikroscek di lokasi pembongkaran, ERA.id menemukan sejumlah lubang menganga yang sempat menelan korban jiwa.
Tak cuma itu, terlihat puluhan hingga ratusan meter pasir atau tanah bekas galian alat berat dan galian yang tak ditutup.
Beredar kabar jika material pasir dan tanah bekas galian stadion kebanggaan PSM Makassar itu, dimanfaatkan oleh pengembang asal Semarang, Jawa Tengah, bernama Hengki.
Adapun guna timbunan itu diduga untuk membangun ruang terbuka hijau serta beberapa sarana fasilitas umum dan sosial, seperti lapangan sepak bola (mini), lapangan futsal kelas internasional, lapangan tenis, basket dan food court (perencanaan).
ERA.id pun mencoba mencari kebenaran hal tersebut melalui Kabid Aset BKAD Pemprov Sulsel, Murniati.
Saat diwawancara, ia mengaku jika pihaknya diminta oleh Dispora Sulsel untuk memfasilitasi dalam progres pembongkaran stadion mangkrak tersebut.
"Kami diminta oleh Dispora untuk itu (pembongkaran), makanya dilelang melalui KPKNL dan yang memenangkan lelang (perseorangan) itu bernama Pak Hengki asal Kota Semarang," sebutnya melalui sambungan telepon, Kamis (2/12/2021).
Murniati bilang Hengki ini yang secara penuh dan berhak mengelola segala material yang berdiri di Stadion Mattoanging.
Hengki, kata Murni, mengeluarkan budget Rp1,3 miliar untuk memenangkan proyek pembongkaran Stadion Mattoanging.
"Sesuai nilai lelangnya (pembongkaran) Rp1,3 miliar, jadi semua yang ada di sana (Stadion Mattoanging) Pak Hengki yang ambil," akunya.
Soal ke mana timbunan dan material puing Stadion Mattoanging itu, Murni ogah membahasnya lebih jauh.
"Jangan bahas soal timbunan ya, karena saya tidak tahu. Soal ada pengerukan mungkin saja dia (Hengki) cari besi-besi yang ada di bawah," katanya.
Untuk diketahui, saat ERA.id mendatangi Mattoanging, yang terletak di Jl Cendrawasih, ERA.id sudah tak melihat adanya besi penyangga atap stadion, pagar pembatas penontot, dan material lain yang jadi puing.
Hanya tersisa hamparan tanah, rumput liar, pasir, dan kubangan di sana. Seorang sopir truk di lokasi pembangunan garasi kit (gudang penyimpanan) yang ada di sana, memberitahu ERA.id kalau material stadion sudah diangkut pakai truk ke sebuah tempat.
"Ada yang ambilki itu pasirnya pakai truk, tapi tidak saya tahu di mana ditumpah (diturunkan)," tutur sopir tersebut.
"Nantipi kayaknya ini dibangun stadion (nanti dibangun) karena sekarang mau buat gudang untuk simpan barang-barang (perkakas)," ungkapnya.
Sebab stadion tersebut kini dikelola oleh Pemprov Sulsel, ERA.id pun mengklarifikasi dugaan itu kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sulsel, Andi Arwin Azis.
Ia menyebut kalau pengelolaan stadion berada dalam tanggung jawab pihak Badan Keuangan Aset Daerah (BKAD) Sulsel yang dipimpin oleh Muhammad Rasyid.
Diketahui, kondisi Stadion Mattoanging saat ini masih terbengkalai dan akan dibangun kembali, rencananya tahun depan, dengan anggaran baru dari Pemprov Sulsel.
(Cuan di balik puing Mattoanging-1)