Bogor Jadi Kota Termacet Peringkat Lima Versi Inrix, Bima Arya Akui Fokus Pengurangan Angkot

| 13 Jan 2022 10:30
Bogor Jadi Kota Termacet Peringkat Lima Versi Inrix, Bima Arya Akui Fokus Pengurangan Angkot
Ilustrasi macet (Diman Sutini/ ERA.id)

ERA.id - Perusahaan analisis data lalu lintas, Inrix, meliris hasil penelitian Global Traffic Scorecard 2021. Lima kota di Indonesia rupanya termasuk sebagai kota termacet di dunia, salah satunya Kota Bogor.

Kota Bogor menjadi kota kelima di Indonesia yang mendapat predikat kota termacet. Setelah Kota Surabaya di peringkat pertama, diikuti DKI Jakarta, Denpasar dan Malang. Sedangkan tingkat dunia, Kota Bogor ada di posisi 821 kota termacet seantero bumi.

Wali Kota Bogor Bima Arya menanggapi hasil survei tersebut dengan santai. Buatnya, dengan hasil Kota Bogor ada di peringkat kelima kota termacet di Indonesia dan ke 821 se-dunia, hal itu merupakan hal baik.

Sebab, sambung dia, pada 2016 lalu Kota Bogor pernah dinobatkan sebagai kota termacet di dunia versi Waze, sebuah komunitas aplikasi berbasis lalu lintas dan navigasi terbesar di dunia.

“Tahun 2016, Waze menyatakan Kota Bogor itu kota termacet di dunia. Nah kalau hari ini peringkatnya sudah ke-821 di dunia, lalu kelima di Indonesia setelah kota-kota besar, berarti ada hal yang baik. Itu pertama,” katanya, Kamis  (13/01/2022).

Ia menambahkan, saat ini Kota Bogor sedang berproses menuju penyediaan transportasi terintegrasi yang ramah lingkungan serta nyaman. Salah satunya dengan reformasi angkutan kota menjadi bus.

“Kedua, apapun itu, kita sedang berproses membenahi transportasi. Jadi kita lihat ada progres. Dan kita berharap tahun-tahun ke depan (peringkatnya) semakin membaik ya,” tandas Bima Arya.

“Dan kita akan fokus betul tidak saja pada pengurangan angkot, tapi juga membangun sistem transportasi yang terintegrasi dan mengurangi beban di pusat kota,” imbuhnya.

Dengan segala upaya yang ada, ia mengaku belum puas dan masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan.

“Puas? belum lah, masih banyak PR-nya. Dan apapun hasil surveinya, ya buat kami ini satu data yang harus jadi rujukan dan bahan masukkan,” tukas politisi PAN itu.

Untuk diketahui, sebuah perusahaan analisis data lalu lintas, Inrix, meneliti tingkat kemacetan di lebih dari 1.000 kota di 50 negara di dunia saat pemulihan ekonomi dan sosial dalam kondisi pandemi Covid-19.

Dalam laporan Inrix 2021 Traffic Scorecard, Surabaya menduduki peringkat pertama kota paling macet di Indonesia. Surabaya juga menjadi kota termacet ke-41 di dunia. Peringkat Inrix dihitung berdasarkan tingkat keparahan kemacetan (jam yang terbuang selama macet) yang ditimbang berdasarkan ukuran kota.

Menurut catatan Inrix, jumlah total waktu yang terbuang dalam kemacetan selama periode jam sibuk di Surabaya mencapai 62 jam dalam setahun.

Sementara Jakarta menduduki peringkat kedua kota termacet di Indonesia. Secara global, Jakarta menempati urutan ke-222 kota termacet di dunia. Pengendara di Jakarta kehilangan waktu 28 jam dalam kemacetan selama periode jam sibuk dibandingkan kondisi di luar jam sibuk.

Kota termacet ketiga di Indonesia menurut Inrix adalah Denpasar, Bali. Denpasar yang juga menjadi kota termacet ke-291 di dunia menghasilkan total waktu yang terbuang dalam kemacetan selama periode jam sibuk mencapai 31 jam.

Sementara Malang menjadi kota termacet keempat di Indonesia dan ke-334 di dunia. Pengendara di Malang kehilangan 29 jam dalam kemacetan selama periode jam sibuk.

Kota di Indonesia terakhir yang disurvei Inrix adalah Kota Bogor. Kota Bogor menjadi kota termacet kelima di Indonesia dan ke-821 di dunia. jumlah total waktu yang terbuang dalam kemacetan selama periode jam sibuk di Bogor mencapai 7 jam

Rekomendasi