Pelajar Korban Tewas Klitih di Yogya Ternyata Anak Anggota DPRD Kebumen, Polisi Buru Pelaku

| 05 Apr 2022 17:51
Pelajar Korban Tewas Klitih di Yogya Ternyata Anak Anggota DPRD Kebumen, Polisi Buru Pelaku
Kombes Pol Ade Ary Indradi (Dok. Polda DIY)

ERA.id - Polda DIY masih memburu pelaku aksi klitih yang menewaskan pelajar berinisial D (17), Minggu (5/4). Istilah klitih yang artinya baik diminta tak lagi digunakan untuk menyebut tindak kejahatan ini.

Direktur Reskrimum Polda DIY Kombes Pol, Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan pelaku diduga berjumlah lima orang yang menaiki dua sepeda motor.

“Kami telah memeriksa sebelas saksi dan sembilan CCTV untuk mengetahui kejadian itu,” kata Kombes Ade saat jumpa pers di Polresta Yogyakarta, Selasa (5/4/2022).

D ditemukan terluka di kawasan Gedongkuning, Minggu dini hari. Putra anggota DPRD Kebumen asal Partai Nasdem, Madkhan Anis, itu sempat dibawa ke RSPAU Hardjolukito tapi nyawanya tak selamat.

D dan teman-temannya hendak mencari sahur dan berpapasan dengan kelompok pelaku. Dari keterangan saksi, D terluka karena kena sabetan gir di kepalanya.

Ade mengatakan, kejadian klitih ini tidak berlangsung secara acak. Kelompok korban dan pelaku misalnya sempat saling ejek hingga terjadi tindak kejahatan tersebut.

"Awalnya lima motor kelompok pelaku dengan 8 orang melaju cepat, suaranya besar, di jalur lambat ketemu dengan kelompok korban. Karena merasa terganggu suara bising, pelaku membalas, membleyer suara motor," tuturnya.

Setelah itu, kata Ade, kelompok korban menuju sebuah warung di Kotagede untuk memesan makan sahur. "Kelompok pelaku lewat dengan membleyer motor dan mengatakan 'asu, bajingan'," ujar Ade.

Kelompok korban pun keberatan dan mengejar kelompok pelaku. "Kelompok pelaku balik arah, seperti menunggu korban. Salah satu dari lima pelaku turun membawa alat gir dengan kain di mana motor kedua kena (sabetan). Pengemudi tidak kena tapi pembonceng, D, kena ayunan.

Ade menyebut kejadian ini adalah tawuran. "Karena ada proses ejek-ejekan dua kelompok. Sebagian dewasa, sebagian anak-anak pelajar. Dari analisis kami, korban kejahatan jalanan selama 3 bulan ini tidak acak, bukan sembarangan," kata dia.

Dengan temuan ini, Ade pun meminta Kata klitih tidak kita dugunakan lagi. Sebab kata tersebut sebenarnya bermakna positif sesuai kearifan lokal.

Definisi klitih artinya jalan-jalan sore, cari angin, ngobrol-ngobrol. Itu budaya baik. Kalau kejahatan jalanan dengan kata (klitih) ini konotasinya negatif. Dengan istilah itu, kita sendiri yang membuat suasana tidak baik," ujarnya.

Setelah kejadian ini, polisi meningkatkan keamanan di jalanan. Peran aktif orang tua juga dituntut untuk mendisiplinkan anaknya.

"Kami terus berupaya mengungkap kasus ini. Kapolda meminta warga gunakan call center 110 untuk memberi bantuan info jika ada gangguan kamtibmas. Kami juga ada media sosial untuk komunikasi demi keamanan bersama," katanya.

Kami juga pernah menulis soal Pemkot Yogyakarta dan BKKBN DIY Bikin Sekolah Lansia di Kotagede Kamu bisa baca di sini.

Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!

Rekomendasi