Mengenal Fast Fashion, Model Bisnis Industri yang Mengancam Lingkungan

| 18 Oct 2023 20:25
Mengenal Fast Fashion, Model Bisnis Industri yang Mengancam Lingkungan
Ilustrasi fast fashion (pexels)

ERA.id - Banyak orang tahu dan mengikuti tren fashion, tetapi tak banyak yang mengenal fast fashion yang berkaitan dengan “limbah fashion”. Ini adalah salah satu penyebab terbesar polusi limbah fashion.

Efeknya bisa mencemari air, tanah, bahkan menghasilkan gas emisi rumah kaca yang berujung pada climate change (perubahan iklim). Demi menjaga kesehatan lingkungan, kita perlu memahami apa itu fast fashion dan dampak yang ditimbulkan agar bisa mengambil langkah bijak.

Mengenal Fast Fashion yang Mengancam Lingkungan

Fast fashion merupakan istilah untuk menggambarkan jenis bisnis industri tekstil atau fashion yang menggunakan metode produksi dan distribusi cepat, murah, dan terus mengikuti tren. Konsepnya melibatkan siklus produksi yang sangat cepat. Pakaian dan produk fashion lain diproduksi dalam jumlah besar dengan biaya rendah.

Salah satu ciri utama fast fashion adalah produksi massal yang cepat menggunakan bahan baku murah dan proses produksi yang efisien sehingga harga yang ditawarkan juga murah. Tak jarang, bahan baku yang digunakan berkualitas rendah sehingga produk yang dihasilkan tak bertahan lama.

Pada musim panas, industri ini akan cepat menghasilkan banyak produk fashion musim panas dengan model yang beragam. Setiap ada perubahan model fashion, industri fast fashion segera meresponsnya demi bisa berselancar di gelombang konsumtif masyarakat dan menguasai pasar.

 Ilustrasi limbah industri (pexels)

Saat musim dingin tiba, mereka kembali memacu produksi fashion untuk musim dingin. Model yang dihasilkan juga terus berubah mengikuti tren dan permintaan pasar yang sangat dinamis. Bahan baku dan proses produksi tetap dilakukan dengan biaya yang murah demi mendapatkan harga jual yang juga murah.  

Industri fast fashion biasanya tak memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Orientasinya adalah keuntungan besar yang didapatkan dengan merespons permintaan pasar yang sangat dinamis.

Dilansir Zero Waste, industri-industri tekstil ini biasanya mempekerjakan wanita berpendidikan rendah, muda, dan bukan warga asli (imigran). Para pekerja mendapatkan tekanan kerja yang tinggi karena harus bekerja selama 14 jam/hari, mendapatkan upah rendah, dan tidak mendapatkan asuransi jiwa atau jaminan keselamatan kerja, padahal bekerja dalam kondisi yang berbahaya.

Sebelum revolusi industri, fashion adalah produk mahal. Pakaian atau fashion modis dijahit dengan sangat detail menggunakan tangan. Hal ini membuat fashion keren hanya bisa dijangkau oleh kalangan berduit.

Masuk tahun 1980-an, terjadi revolusi industri. Berbagai teknologi muncul untuk memudahkan proses produksi, salah satunya mesin jahit.

Industri fashion mendapatkan kemudahan untuk menghasilkan produk fashion dalam jumlah yang banyak, dalam waktu yang cepat, dengan biaya produksi yang murah. Hasilnya, mereka memiliki produk fashion denngan harga jual yang murah dan menarik perhatian pasar, meski kualitasnya juga rendah.

Masyarakat menyambar produk-produk fast fashion karena harga yang ditawarkan menarik meski kadang hanya bertahan sebentar karena rendahnya kualitas produk. Saat model atau tren fashion berubah, masyarakat tetap bisa mengikutinya sebab industri fast fashion terus memproduksi produk-produk kekinian berharga murah. Hasilnya, limbah industri fashion terus meningkat dengan cepat dan berpengaruh terhadap lingkungan.

Dampak Buruk Fast Fashion

Telah disampaikan sebelumnya, industri fast fashion memiliki dampak buruk terhadap lingkungan. Dilansir Zero Waste, berikut adalah rinciannya.

  • Poliester menjadi salah satu bahan baku dalam industri fast fashion. Bahan ini akan menimbulkan serat mikro saat dicuci sehingga meningkatkan jumlah sampah plastik.
  • Biasanya industri fast fashion memanfaatkan pewarna tekstil murah yang berbahaya. Hal ini akan menyebabkan pencemaran air dan mengancam kesehatan manusia.
  • Penggunaan bahan biasanya dicampur air dan pestisida dengan takaran yang banyak sehingga berbahaya bagi pekerja. Selain itu, limbahnya berisiko terhadap kualitas tanah berbagai masalah lingkungan lainnya.
  • Industri fast fashion menggoda banyak orang untuk terus berbelanja karena menawarkan produk yang mudah dan kekinian. Hasilnya, sifat konsumtif masyakarat terpupuk dan terus meningkatan risiko pecemaran lingkungan.

Itulah beberapa informasi untuk mengenal fast fashion. Ikuti terus berita terbaru Era.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.

Rekomendasi