Si Paling Sering Merasa Tersakiti, Apa Itu Malingering?

| 06 Sep 2022 20:25
Si Paling Sering Merasa Tersakiti, Apa Itu Malingering?
Ilustrasi (Pixabay)

ERA.id - Malingering menjadi idiom yang ramai diperbincangkan, setelah psikolog forensik mencurigai hal tersebut dilakukan oleh Putri Candrawathi. Lantas apa itu malingering? Yuk cari jawabannya melalui artikel ini.

Dilansir dari laman resmi National Library of Medicine (NLM), malingering adalah pemalsuan atau melebih-lebihkan penyakit (fisik atau kesehatan mental) untuk mendapatkan keuntungan eksternal seperti menghindari pekerjaan atau tanggung jawab.

Pelaku malingering juga akan menghindari pengadilan (hukum), mencari perhatian, menghindari dinas militer, cuti dari sekolah, cuti dibayar dari pekerjaan, dan lain sebagainya.

Menurut buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Diseases -V (DSM edisi Kelima), malingering bukan penyakit kejiwaan, lantaran berpura-pura tidak dianggap sebagai diagnosis psikiatri.

Tujuan dan Apa Itu Malingering?

Terdapat keuntungan yang didapatkan pelaku ketika pasien secara sadar menciptakan gejala fisik atau psikologis untuk mengambil peran sakit. Selain itu, pelaku malingerers juga  menunjukkan kepatuhan yang buruk terhadap pengobatan.

Secara etiologi malingering tidak memiliki hal yang spesifik, tetapi penyebabnya antara lain kondisi sosial ekonomi. Kasus ini umumnya dilaporkan di antara narapidana untuk menghindari pengadilan, siswa menghindari sekolah, pekerja menghindari pekerjaan, tunawisma berharap kompensasi/jatah ekonomi.

Pekerja kantoran melakukan malingering agar beban kerjanya menjadi ringan (unsplash)

Selain itu, penyalahgunaan obat-obatan juga biasa menjadi tujuan orang melakukan malingering. Beberapa penyalahgunaan obat termasuk opioid seperti nalbuphine, benzodiazepin, dan lain-lain.

Selain itu, kasus malingering yang dilaporkan pada orang yang mencoba menghindari dinas militer  memiliki hubungan yang erat dengan gangguan kepribadian antisosial dan sifat kepribadian histrionik.

Secara epidemiologi malingering sulit ditentukan, meskipun dalam perkiraan prevalensi mencapai 17%. Studi lain yang dilakukan oleh Departemen Psikologi, Universitas New Orleans, prevalensi berpura-pura sakit pada pasien yang menderita sakit kronis dengan insentif keuangan ditemukan antara 20% sampai 50%.

Cara Melakukan Diagnosis Malingering

  1. Perhatikan baik-baik perbedaan dalam perilaku seseorang saat mengambil riwayat yang panjang dan terperinci.
  2. Gali lebih dalam kepribadian pasien (gangguan kepribadian anti-sosial, ciri-ciri kepribadian histrionik).
  3. Cari tahu tentang status hukum pasien.
  4. Ajukan pertanyaan cepat dan lihat ketidaksesuaian antara jawaban.
  5. Ajukan pertanyaan terbuka dan mengarah. (Pertanyaan tentang gejala yang tidak terkait dengan "penyakit yang dipalsukan oleh pasien" juga dapat menimbulkan jawaban positif. Pasien yang tidak tahu banyak tentang penyakit yang diasumsikan dapat menjawab ya untuk pertanyaan apa pun).
  6. Perhatikan gejala kejiwaan yang berlebihan seperti halusinasi dan delusi.

Kondisi Mental Malingering

  1. Penampilan dan perilaku pelaku malingering mungkin tampak acak-acakan, rambut tidak disisir, pakaian tidak rapi, tidak ada kontak mata, dan tidak ada pembinaan hubungan.
  2. Perilaku permusuhan yang dominan
  3. Suasana hati: Jawaban rendah atau gembira
  4. Pikiran: Paham yang berlebihan, tetapi tidak dapat meniru gangguan pikiran formal seperti skizofrenia; kadang-kadang bingung dengan gangguan pemikiran psikiatris yang sebenarnya. Hal tersebut karena pasien dengan psikosis atau skizofrenia dapat memiliki delusi yang aneh dan keyakinan yang tak tergoyahkan
  5. Persepsi: Halusinasi yang berlebihan, baik visual maupun auditori
  6. Wawasan: Memiliki wawasan yang baik tentang penyakit. Hampir selalu mengakui menderita penyakit yang mereka palsukan
  7. Kognisi: Kadang-kadang tidak dapat dinilai dengan benar, karena pasien mungkin tidak patuh dan mungkin berbohong

Beberapa pemeriksaan harus dilakukan dan apabila ada ketidaksesuaian hasil harus dicatat. Selain itu, berbagai tugas akan diberikan kepada pasien pada kesempatan yang berbeda. Apabila terdapat skor yang tidak konsisten dalam tugas sama yang dilakukan beberapa kali maka hal tersebut menunjukkan berpura-puraan.

Selain itu, orang dengan malingering akan diselidiki meliputi riwayat rawat inap, pengobatan, riwayat pengobatan saat ini, sejarah keluarga, dan sejarah sosial.

Selain pertanyaan apa itu malingering, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu ingin tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman

Rekomendasi