ERA.id - Pemeriksaaan untuk mendeteksi jenis dan kadar obat-obatan terlarang dalam tubuh dapat dilakukan melalui tes narkoba. Pemeriksaan ini seringkali digunakan untuk mendeteksi jenis obat-obatan terlarang yaitu mariyuana, opioid, amfetamin, kokain, dan phencyclidine (PCP).
Tes narkoba untuk mendeteksi adanya obat-obatan terlarang dalam tubuh dapat menggunakan sampel dari rambut, darah, keringat, bahkan air liur. Saat ini, tes narkoba pada umumnya yang paling sering dilakukan di Indonesia adalah tes narkoba dengan metode tes urine.
Mengapa tes narkoba diperlukan?
Tes narkoba diperlukan untuk memastikan seseorang mengonsumsi obat-obatan terlarang atau tidak. Tujuan dilakukannya tes ini beberapanya meliputi:
Untuk kepentingan rekruitmen dalam penerimaan kerja
Seringkali tes narkoba menjadi salah satu persyaratan dalam proses rekruitmen penerimaan kerja yang diberikan oleh pemberi kerja kepada penerima kerja untuk mendeteksi ada atau tidaknya penggunaan obat-obatan terlarang pada calon pekerja.
Untuk mendeteksi penggunaan narkoba pada atlet
Tes narkoba diperlukan pada atlet karena ada beberapa obat yang dapat meningkatkan kemampuan atlet.
Untuk keperluan hukum atau forensik
Tes narkoba juga bisa dibutuhkan untuk keperluan pengadilan. Salah satunya terkait dengan kasus kriminal atau kecelakaan kendaraan bermotor maka dapat diketahui apakah terdapat penggunaan obat-obatan tertentu.
Untuk memantau penggunaan opioid
Tes narkoba digunakan untuk memastikan kadar obat yang dikonsumsi sudah tepat pada pasien yang mengonsumsi obat jenis opioid yang diresepkan oleh dokter untuk meredakan nyeri.
Siapa yang membutuhkan tes narkoba?
Dokter atau petugas kesehatan lainnya mungkin akan menyarankan tes narkoba bagi pasien dengan gejala penyalahgunaan obat selain untuk keperluan di atas. Beberapa gejala tersebut meliputi:
· Berbicara dengan lambat atau tidak jelas
· Pupil mata melebar atau mengecil
· Delirium, yaitu kebingungan dan menurunnya kesadaran
· Sulit bernapas
· Mual-mual
· Gelisah
· Panik
· Paranoid
· Perubahan tekanan darah atau irama jantung
Apa saja persiapan untuk menjalani tes narkoba?
Menjalani tes narkoba tidak ada persiapan khusus yang diperlukan. Namun Anda mungkin perlu memberitahukan pada dokter terkait obat-obatan atau suplemen yang sedang Anda konsumsi karena obat-obatan ini bisa saja berpengaruh pada hasil tes.
Bagaimana prosedur tes narkoba?
Tes narkoba dengan sampel urine yang diambil adalah urine pancar tengah, yang dikenal juga dengan nama midstream atau clean catch. Berikut adalah langkah-langkah prosedur pelaksanaan tes narkoba melalui sampel urine:
- Cuci tangan dengan air bersih dan sabun.
- Bersihkan area genital dengan kain lembap yang disediakan oleh petugas. Untuk laki-laki perlu membersihkan hingga ke ujung penis, dan untuk wanita perlu membuka bibir vagina dan membersihkannya dari arah depan ke belakang.
- Ambil wadah penampung urine.
- Buang air kecil dan pastikan urine masuk ke wadah tersebut hingga batas yang diinstruksikan.
- Selesaikan proses buang air kecil.
- Tutup wadah penampung urine hingga benar-benar rapat.
- Cuci tangan Anda sekali lagi.
- Berikan wadah penampung urine ke petugas pemeriksaan.
Petugas pemeriksaan atau petugas medis pada beberapa kasus mungkin akan menemani pasien selama pengambilan sampel.
Seperti apa hasil tes narkoba?
Hasil tes narkoba bisa berupa:
1. Negatif atau normal
Hasil tes narkoba negatif atau normal menandakan tidak adanya narkoba dalam tubuh pasien. Dapat juga dikarenakan kadar narkoba berada di bawah nilai yang terdeteksi.
2. Positif
Hasil tes narkoba positif menandakan adanya satu atau lebih jenis narkoba dalam tubuh pasien.
3. Positif palsu
Hasil tes narkoba positif palsu juga dapat terjadi, misalnya karena pengaruh obat-obatan medis tertentu yang dikonsumsi. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
Positif palsu amfetamin dan methamphetamine bisa terjadi karena konsumsi obat flu yang mengandung dextromethorphan, pseudoephedrine, phenylpropanolamine, dan ephedrine atau obat penurun asam lambung (seperti ranitidine).
Positif palsu barbiturate dan methadone bisa muncul karena konsumsi obat penurun demam dan pereda nyeri seperti ibuprofen, atau obat penenang.
Positif palsu opiate yang dapat terjadi akibat konsumsi obat antibiotik golongan fluoroquionolone (seperti ofloxacin), antibiotik untuk TBC (seperti rifampicin) dan obat malaria (seperti pil kina).
Positif palsu tes ganja bisa muncul karena konsumsi obat antivirus untuk HIV (seperti efavirens), obat untuk mengatasi alergi (seperti promethazine), dan obat antiinflamasi nonsteroid (seperti ketoprofen, naproxen, dan sulindac).
Positif palsu kokain dapat terjadi akibat konsumsi antibiotik golongan amoxicillin.
Oleh karena itu, untuk memastikan penggunaan obat tersebut maka dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…