ERA.id - Direncanakan ataupun tidak, kelahiran seorang anak tentunya membawa peran baru di dalam sebuah keluarga. Peralihan status sebagai orang tua tentunya menjadi tantangan baru dan membutuhkan adaptasi yang tidak mudah. Karena mempunyai tugas baru, tentunya diharuskan memahami pola asuh yang akan diterapkan untuk anak.
Lantas apa saja jenis-jenis pola asuh orang tua yang dapat diterapkan kepada anak? Simak penjelasannya di bawah ini.
Berbagai Macam Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh otoriter
Tipe pengasuhan otoriter atau authoritarian adalah sebuah pola pengasuhan anak di mana orang tua menganggap keluarga sebagai sebuah hirarki dan memandang diri mereka sebagai sosok yang berada di level paling atas hirarki tersebut. Orang tua juga menetapkan aturan-aturan sebagai bentuk pengendalian dan pembatasan dengan harapan anak akan bersikap patuh dan tidak menyalahi aturan yang sudah ditetapkan.
Pada praktiknya, jika anak tidak menjalani aturan dengan baik dan benar, orang tua pada umumnya akan menjatuhkan hukuman. Selain itu, hubungan antara keduanya juga tidak berjalan dengan baik karena timbulnya batasan komunikasi verbal. Hal ini disebabkan adanya tipe pola asuh otoriter yang cenderung tidak menyediakan tempat untuk perbedaan maupun pertentangan, yang berakibat pada minimnya pemakaian kalimat yang mendukung anak serta cenderung mengeluarkan respon yang membuat anak berkecil hati.
Pola asuh indulgent
Indulgent parenting adalah tipe pengasuhan yang diperkenalkan oleh Maccoby dan Martin dari pola asuh permisif yang dicetuskan Baumrind. Orang tua yang menerapkan pola pengasuhan ini mempunyai karakteristik demandingness yang rendah, namun mempunyai aspek responsiveness yang tinggi (Estlein, 2016). Pada umumnya, orang tua mempunyai anggapan bahwa dengan melimpahkan kebebasan lewat pola asuh ini, anak mampu tumbuh dengan baik sebab anak tidak merasa terkekang.
Meskipun terkesan membawa dampak positif bagi perkembangan anak, dalam jangka panjang pola asuh indulgent dapat menimbulkan efek yang tidak diharapkan. Beberapa efek yang timbul dari perilaku anak bisa berupa sulit untuk menghargai orang lain, mendominasi, kontrol diri yang buruk, sulit menjalin relasi dengan teman sebaya, dan lain sebagainya (Santrock, 2014).
Pola Asuh Neglectful
Jika dalam pola asuh indulgent orang tua masih melibatkan diri dalam pengasuhan, maka berbeda dengan tipe pola asuh neglectful atau pengabaian. Seperti sebutannya, tipe pola asuh neglectful, memberikan dampak pada aspek demandingness maupun responsiveness pada orang tua menjadi rendah (Estlein, 2016).
Estlein (2016) juga menyimpulkan bahwa orang tua yang memberikan pola asuh neglectful cenderung mempunyai keyakinan bahwa peran mereka sebagai orang tua hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kondisi tersebut juga mengakibatkan kurangnya perhatian orang tua pada aspek non material, diantaranya perkembangan emosi, sosial, dan emosional yang seharusnya melibatkan peran orang tua agar mampu berkembang dengan baik.
Pola asuh otoritatif
Pada praktiknya secara sederhana, authoritative parenting maupun tipe pola asuh otoritatif adalah tipe pengasuhan yang mengombinasikan kontrol dan dukungan emosional orang tua kepada anak dengan seimbang (Estlein, 2016). Komunikasi yang terhubung antara orang tua dan anak juga dapat dikatakan terjalin baik karena komunikasi dua arah yang baik diterapkan dan memungkinkan anak untuk menjalankan diskusi dengan orang tuanya.
Pola asuh yang diterapkan kepada anak ini memberikan kesempatan untuk mengasah kemandirian anak secara bertanggung jawab sehingga separation anxiety disorder dapat dihindari. Dengan demikian, terdapat kesempatan untuk matang sesuai usianya, anak yang dididik dengan tipe pola asuh otoritatif cenderung mempunyai karakter yang mandiri, riang, dan berorientasi pada pencapaian atau achievement-oriented hingga mempunyai kontrol diri yang baik (Santrock, 2014).
Melalui penelitiannya, Lavrič dan Naterer (2020) menemukan bahwa anak pada keluarga yang menjalankan tipe pola asuh otoritatif atau demokratis menghasilkan dampak positif di masa depan. Dampak positif tersebut dapat berupa kepuasan hidup yang baik saat anak yang dididik dengan pola asuh otoritatif ini beranjak dewasa.
Pola asuh Permisif
Tipe pengasuhan permisif merupakan pola asuh orang tua dengan memberikan dorongan agar anak mandiri, dengan melimpahkan kebebasan dan otoritas sepenuhnya kepada anak, tanpa terikat aturan, kontrol maupun hukuman. Orang tua yang menerapkan pola pengasuhan ini melakukan konfrontasi terhadap perilaku yang dikeluarkan sang anak.
Dengan memberi kebebasan kepada anak tanpa aturan, kontrol ataupun hukuman dapat menimbulkan efek buruk bagi tumbuh kembang mereka. Berdasarkan literature review yang dilakukan Becona dkk. (2011), diketahui bahwa pola asuh permisif cenderung memberikan dampak seperti meningkatkan risiko gangguan penyalahgunaan obat, ketergantungan rokok dan konsumsi minuman beralkohol.
Walaupun demikian, gangguan tersebut tidak sepenuhnya dialami, hal ini dikarenakan pola asuh permisif dan dapat diperkuat oleh latar belakang budaya yang memungkinkan individu mengonsumsi rokok sampai melakukan penyalahgunaan obat dan alkohol.
Demikianlah penjelasan tentang jenis-jenis pola asuh orang tua yang pada umumnya diterapkan. Sebagai orang tua yang baik, tentunya Anda memahami pola asuh jenis mana yang sebaiknya diterapkan untuk anak Anda.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…