ERA.id - Trauma adalah segala jenis peristiwa atau pengalaman yang menyedihkan yang dapat berdampak pada kemampuan seseorang untuk mengatasi dan berfungsi. Apa saja ciri ciri trauma mental? Berikut penjelasannya.
Trauma dapat mengakibatkan gangguan emosional, fisik, dan psikologis. Banyak orang akan mengalami beberapa jenis peristiwa traumatis (dari kematian orang yang dicintai yang tak terduga hingga kecelakaan kendaraan bermotor) pada suatu saat dalam hidup mereka.
Meskipun demikian, tidak semua orang akan mengalami gangguan stres pasca trauma (PTSD) setelah mengalami peristiwa traumatis.
Meskipun seseorang mungkin tidak mengalami PTSD, mereka mungkin masih mengalami gejala kesehatan mental yang mirip dengan PTSD segera setelah peristiwa traumatis. Banyak dari gejala-gejala ini sebenarnya merupakan reaksi umum terhadap peristiwa traumatis.
Ciri Ciri Trauma Mental
Dilansir dari Verywellmind Health, ada beberapa gejala umum yang dapat diperkirakan menjadi ciri traumatis. Berikut ini adalah beberapa reaksi umum terhadap trauma:
-
Pikiran dan ingatan yang mengganggu
Setelah kejadian traumatis, adalah hal yang umum untuk mengalami beberapa pikiran dan ingatan yang mengganggu tentang kejadian traumatis tersebut. Hal ini terutama mungkin terjadi ketika Anda menemukan sesuatu (misalnya, orang, tempat, atau gambar) yang mengingatkan Anda akan peristiwa traumatis tersebut.
-
Kewaspadaan berlebihan
Sangat wajar jika Anda merasa lebih waspada dan sadar akan lingkungan seAndar Anda setelah mengalami peristiwa traumatis. Ini sebenarnya adalah gejala yang sangat protektif karena tubuh Anda berusaha untuk membuat Anda tetap aman dengan membuat Anda lebih waspada terhadap potensi sumber ancaman dan bahaya. Mekanisme keamanan alami ini akan menjadi lebih sensitif setelah kejadian traumatis.
-
Hiperarousal
Sama seperti Anda mungkin akan lebih waspada, Anda juga mungkin akan merasa lebih bersemangat dan gelisah setelah mengalami peristiwa traumatis. Ini lagi-lagi merupakan bagian dari sistem perlindungan alami tubuh Anda.
Ketakutan dan kecemasan memberitahu Anda bahwa ada semacam bahaya yang hadir, dan semua sensasi tubuh yang menyertai rasa takut dan cemas pada dasarnya dirancang untuk membantu Anda merespons bahaya tersebut.
Mereka mempersiapkan Anda untuk melarikan diri, membeku, atau melawan. Setelah kejadian traumatis, sistem alarm tubuh Anda akan menjadi lebih sensitif dalam upaya melindungi Anda dari kejadian traumatis di masa depan.
-
Merasa tidak aman
Setelah kejadian traumatis, asumsi Anda tentang dunia sebagai tempat yang aman dan terjamin akan hancur. Akibatnya, orang mungkin merasa seolah-olah situasi atau tempat apapun berpotensi berbahaya.
Tempat atau situasi yang dulunya Anda merasa aman sekarang mungkin terasa mengancam dan menimbulkan kecemasan. Hal ini terutama mungkin terjadi pada situasi atau tempat yang mengingatkan Anda pada peristiwa traumatis Anda.
-
Kehilangan minat
Penting untuk memperhatikan hilangnya minat pada kegiatan yang dulu Anda nikmati, serta perasaan terpisah dari orang lain. Gejala ini dapat menjadi tanda bahwa Anda berisiko mengalami depresi.
Gejala ini juga dapat menyebabkan Anda mengisolasi diri dari orang lain, termasuk sumber-sumber dukungan sosial yang penting.
-
Menghindar
Setelah mengalami peristiwa traumatis, sangat umum untuk menghindari situasi, aktivitas, atau orang tertentu. Namun, Anda harus memperhatikan perilaku menghindar.
Penghindaran biasanya mengarah pada lebih banyak penghindaran karena hal ini memperkuat keyakinan bahwa dunia bukanlah tempat yang aman. Penghindaran ini kemudian dapat menyebabkan memburuknya gejala dan akhirnya PTSD.
-
Perilaku yang tidak sehat
Sama seperti menghindari aktivitas, situasi, atau orang lain dapat menjadi masalah, begitu juga dengan menghindari pikiran dan perasaan. Gejala-gejala yang dialami orang setelah peristiwa traumatis bisa sangat menyedihkan.
Akibatnya, orang mungkin mengandalkan strategi obat-obatan yang tidak sehat (misalnya, menggunakan zat-zat terlarang) sebagai cara untuk menghindari gejala-gejala ini.
Perlu diketahui, menghindar hanyalah solusi jangka pendek, dan dalam jangka panjang, hal ini justru dapat menyebabkan perasaan dan pikiran Anda menjadi lebih intens.
Selain ciri ciri trauma mental, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…