Memahami Kesurupan Menurut Ilmu Medis dan Penyebabnya

| 03 Oct 2023 22:05
Memahami Kesurupan Menurut Ilmu Medis dan Penyebabnya
Ilustrasi orang kesurupan (pexels)

ERA.id - Kesurupan adalah fenomena yang cukup umum ditemui di masyarakat Indonesia. Hal tersebut biasanya berhubungan dengan makhluk gaib. Namun, ada pula perspektif yang memberikan penjelasan soal kesurupan menurut ilmu medis.

Kesurupan Menurut Ilmu Medis

Dilansir Zenius, Dokter Jiemi Ardian, psikiater di RS Siloam, menjelaskan bahwa dalam dunia medis atau kedokteran, kesurupan bisa menjadi gejala gangguan disosiasi atau dissociative trance disorder (DTD). Orang yang dengan DTD mengalami keterpisahan dengan dirinya sendiri. Hal tersebut menyebabkan orang tersebut hilang kontak dengan pikiran, ingatan, perasaan, perilaku, bahkan identitas utuhnya.

Tubuh dari pengidap DTD menjadi kacau karena bagian-bagian dari dirinya tidak terintegrasi. Akibatnya, orang kesurupan dapat berperilaku atau bertingkah di luar kendalinya, misalnya tiba-tiba mengamuk atau tertawa sendiri. Hal inilah yang membuat orang kesurupan dianggap menjadi sosok lain.

Ilustrasi takut karena halusinasi (pexels)

Trance memiliki makna ‘keadaan tidak sadar’, kemudian dissociative trance disorder (DTD) adalah salah satu jenis dissociative disorder atau ‘gangguan disosiasi’. Dissociative disorder termasuk gangguan mental yang terdiri atas sejumlah penyakit lain, seperti dissociative amnesia, dissociative identity disorder, dan dissociative fugue.

DTD adalah menjadi salah satu jenis gangguan disosiasi dengan gejala yang paling mendekati gejala orang kesurupan. DTD dibagi ke dalam dua tipe, yaitu possession trance dan trance disorder.

Dalam kasus possession trance, orang yang mengalami seakan berganti identitas (menjadi sosok lain) dan kerap dipersepsikan sebagai kerasukan makhluk halus. Pengidap DTD tipe ini akan mengalami amnesia sesaat mengenai waktu, keadaan sekitar, situasi, nama, dan identitasnya.

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh The Canadian Journal of Psychiatry pada 2011, meneliti laporan soal 402 kasus DTD di sejumlah negara. Dari semua pasien DTD dengan indikasi possession trance, sebanyak 44% hingga 56% mengalami halusinasi penglihatan dan/atau halusinasi suara.

Halusinasi merupakan kondisi ketika organ sensorik (penglihatan, pendengaran, atau perasa sentuhan) salah mengartikan sesuatu yang tidak nyata sebagai stimulus. Orang yang berhalusinasi mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Itulah sebabnya ada sebagian orang kesurupan yang meronta-ronta ketakutan terhadap sesuatu. Hal ini kemungkinan terjadi karena orang tersebut sedang melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh orang lain.

Sementara, dalam kasus DTD tipe trance disorder, orang yang mengalaminya masih dapat menyadari identitas dirinya, tetapi kehilangan kesadaran terhadap kejadian yang ada di sekitarnya. Dia akan mengalami kesulitan untuk memahami kejadian yang tengah terjadi di hadapannya. Penderita DTD tipe trance disorder juga dapat mengalami kesulitan bicara atau bergerak.

Penyebab DTD

Menurut dokter Jiemi, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami DTD, berikut adalah rinciannya.

  • Trauma

Trauma psikologis bisa terjadi karena berbagai hal, misalnya tekanan emosi berat akibat kejadian mendadak, seperti meninggalnya orang terkedat. Jiwa merespons hal tersebut dengan mekanisme pertahanan berupa sikap memisahkan pikiran, memori, perasaan, hingga keseluruhan identitasnya alias tidak mengutuhkan diri.

Terpecah-pecahnya bagian diri tersebut membuat identitas asli diri seolah lenyap. Hasilnya, pukulan rasa duka tidak mengenai dirinya secara langsung sebab seakan muncul identitas lain untuk menerima pukulan tersebut.

  • Stres

Stres merupakan reaksi tubuh terhadap tekanan. Ada banyak hal yang bisa menjadi pemicu stres, misalnya stres menjelang ujian sekolah. Berbagai perasaan negatif yang menumpuk karena gugup, takut, dan khawatir terhadap tes bisa menumpuk dan menyebabkan stres.

Stres bisa menjadi semakin parah dan berisiko menimbulkan halusinasi jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Gejala tersebut juga bisa ditemukan pada penderita gangguan psikotik.

Itulah beberapa informasi mengenai kesurupan menurut ilmu medis. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, ikuti terus berita terbaru Era.id

Rekomendasi