ERA.id - Kafein telah menjadi salah satu zat yang paling sering dikonsumsi di seluruh dunia. Lantas bagaimana cara kerja kafein dalam tubuh hingga membuat banyak orang kecanduan?
Dalam artikel ini, kita akan membahas dengan mendalam bagaimana kafein mempengaruhi tubuh kita, hingga efeknya pada otak dan organ lainnya. Mari kita gali lebih dalam untuk memahami cara kerja kafein dan dampaknya terhadap kita.
Cara Kerja Kafein dalam Tubuh
Dilansir dari Healthline, kafein bertindak sebagai stimulan sistem saraf pusat. Ketika mencapai otak Anda, efek yang paling terasa adalah kewaspadaan. Anda akan merasa lebih terjaga dan tidak mudah lelah.
Dengan demikian, banyak orang yang suka minum kopi (yang mengandung kafein) dan sering digunakan dalam obat untuk mengatasi kantuk, sakit kepala, dan migrain.
Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang minum kopi secara teratur memiliki risiko lebih rendah memiliki penyakit Alzheimer dan demensia. Bahkan orang yang konsumsi kopi juga dapat mengurangi risiko bunuh diri sebesar 45 persen.
Namun berbagai manfaat kafein hanya terbatas pada orang yang minum kopi berkafein tinggi, bukan kopi tanpa kafein. Beberapa orang menganggap kopi sebagai minuman sehat, tetapi seperti makanan pada umumnya, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping.
Sebagai contoh, terlalu banyak kafein dapat menyebabkan sakit kepala, begitu pula dengan kekurangan kafein terutama terkait dengan gejala penarikan kafein bagi Anda yang terbiasa konsumsi kafein.
Perlu diketahui, pembuluh darah di otak Anda menjadi terbiasa dengan efek kafein, jadi jika tiba-tiba Anda berhenti mengonsumsi kafein, maka dapat menyebabkan sakit kepala.
Gejala penarikan kafein lainnya termasuk:
● kecemasan
● mudah tersinggung
● mengantuk
● Pada beberapa orang, penarikan tiba-tiba dapat menyebabkan tremor.
● Meskipun sangat jarang, overdosis kafein juga mungkin terjadi.
Gejala overdosis meliputi:
● kebingungan
● halusinasi
● muntah
Efek Konsumsi Kafein
Selain itu, overdosis dapat menyebabkan kematian akibat kejang. Overdosis biasanya terjadi karena mengonsumsi sejumlah besar kafein, terutama dalam minuman energi atau pil diet.
Menurut Mayo Clinic, konsumsi hingga 400 miligram kafein masih dianggap aman. Hal ini setara dengan sekitar 4 cangkir kopi, meskipun jumlah kafein dalam minuman bervariasi secara signifikan.
Ketika Anda mengonsumsi jumlah kafein yang sama setiap hari, tubuh Anda akan mengembangkan toleransi terhadapnya. Selain itu, faktor lain seperti usia, massa tubuh, dan kesehatan secara keseluruhan juga dapat mempengaruhi toleransi Anda terhadap kafein.
Maka dari itu, jika Anda ingin mengurangi jumlah kafein yang Anda konsumsi, sebaiknya dilakukan secara bertahap.
Selain itu, kafein juga dapat sementara meningkatkan tekanan darah. Efek ini diperkirakan terjadi akibat peningkatan hormon adrenalin atau pemblokiran sementara hormon yang secara alami melebarkan arteri Anda.
Pada kebanyakan orang, tidak ada efek jangka panjang pada tekanan darah, tetapi jika Anda memiliki irama jantung yang tidak teratur, kafein mungkin membuat jantung Anda bekerja lebih keras.
Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) atau masalah yang berkaitan dengan jantung, tanyakan kepada dokter apakah aman bagi Anda untuk mengonsumsi kafein.
Overdosis kafein juga dapat menyebabkan detak jantung yang cepat atau tidak teratur dan kesulitan bernapas. Dalam kasus langka, overdosis kafein dapat mengakibatkan kematian akibat kejang atau detak jantung yang tidak teratur.
Selain cara kerja kafein dalam tubuh, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…