ERA.id - Saat usia kehamilan telah melewati tanggal perkiraan lahir (HPL), banyak calon ibu sering kali merasa tertekan dan khawatir. Lantas apa yang dilakukan ketika usia kehamilan sudah lewat hpl?
Artikel ini akan membahas apa yang sebenarnya terjadi saat usia kehamilan sudah lewat HPL, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.
Bagaimana Cara Menghitung HPL?
Mengetahui perkiraan tanggal jatuh tempo penting karena banyak keputusan didasarkan pada perkiraan ini. Misalnya, tanggal jatuh tempo penting untuk menentukan kapan cuti melahirkan dimulai, serta apakah akan melakukan induksi persalinan atau pemeriksaan tambahan.
Namun demikian, tanggal jatuh tempo bayi atau "tanggal perkiraan persalinan" (EDD) tidak pernah benar-benar akurat.
Ada dua cara utama untuk memperkirakan sejauh mana perkembangan kehamilan: menghitung tanggal jatuh tempo berdasarkan periode menstruasi terakhir, dan mencoba menentukan usia janin dengan melakukan pemindaian ultrasonografi untuk melihat seberapa besar bayi tersebut.
Yang Harus Dilakukan saat Usia Kehamilan Sudah Lewat HPL
Kehamilan yang berlangsung sesuai jadwal normal penuh (sekitar 40 minggu) disebut sebagai kehamilan aterm atau kehamilan penuh.
Namun jika bayi lahir sebelum 37 minggu kehamilan selesai, itu dianggap sebagai kelahiran prematur. Kelahiran terlalu dini berhubungan dengan berbagai risiko bagi bayi.
Kemudian kehamilan yang berlanjut lebih dari 42 minggu disebut sebagai kehamilan post-term, prolonged, atau overdue.
Biasanya, alasan mengapa bayi lahir melewati HPL tidak diketahui. Kadang-kadang hal ini disebabkan oleh predisposisi genetik (keturunan). Wanita yang sebelumnya pernah melahirkan bayi yang lahir jauh setelah HPL lebih mungkin memiliki bayi overdue dalam kehamilan berikutnya.
Biasanya, kelahiran setelah minggu ke-40 jarang membahayakan anak. Namun, untuk berjaga-jaga, dokter atau bidan akan mulai melakukan lebih banyak pemeriksaan untuk melihat bagaimana perkembangan bayi.
Dilansir dari NCBI, pemeriksaan tertentu dapat membantu bidan dan dokter mengidentifikasi kemungkinan masalah yang mempengaruhi ibu atau bayi.
Jika tanggal jatuh tempo telah berlalu, kemungkinan Anda akan ditawari lebih banyak janji bertemu dokter untuk melakukan sejumlah pemeriksaan. Sebagai contoh di Jerman, wanita yang melewati tanggal jatuh tempo biasanya memiliki pemeriksaan dua kali seminggu.
Pemeriksaan umum meliputi kardiotorakografi (CTG, juga disebut tes tanpa stres) dan pemindaian USG.
CTG digunakan untuk memantau detak jantung bayi. Pemindaian ultrasound digunakan untuk memeriksa ukuran bayi dan jumlah cairan ketuban di sekitar bayi.
Selain itu, Anda mungkin juga diperiksa tanda-tanda infeksi, terutama jika cairan ketuban telah bocor.
Tes lain terkadang digunakan untuk menentukan yang dikenal sebagai "profil biologis bayi." Misalnya, salah satu tes ini melibatkan menghitung gerakan bayi.
Sebagian besar bayi yang lahir setelah tanggal jatuh tempo biasanya lahir tanpa komplikasi. Untuk mengurangi risiko komplikasi, umumnya disarankan untuk menginduksi persalinan setelah waktu tertentu berlalu, meskipun ibu dan bayi dalam kondisi baik.
Selain usia kehamilan sudah lewat hpl, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…