Apa Itu Body Dysmorphia dan Apa Saja Gejala?

| 21 Feb 2024 22:59
Apa Itu Body Dysmorphia dan Apa Saja Gejala?
Apa itu body dysmorphia (unsplash)

ERA.id - Body Dysmorphic Disorder (BDD), atau gangguan dismorfik tubuh yang membuat seseorang mengalami kecemasan yang berlebihan pada fisik mereka. Lantas apa itu body dysmorphia dan bagaimana cara mengatasinya?

Meskipun kekurangan tersebut mungkin tampak sepele atau bahkan tidak terlihat oleh orang lain, individu dengan BDD merasa sangat terganggu dan terobsesi untuk memperbaiki atau menyembunyikan ketidaksempurnaan tersebut.

Apa Itu Body Dysmorphia?

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, bagi sebagian orang kekhawatiran tentang penampilan fisik mungkin berkisar pada masalah seperti jerawat, bentuk tubuh, berat badan, atau tinggi badan.

Bagi mereka yang mengalami BDD, kekhawatiran mencapai tingkat yang sangat mengganggu, mempengaruhi kesejahteraan psikologis mereka, dan bahkan dapat menghambat kehidupan sehari-hari.

Penting untuk dipahami bahwa kekurangan pada fisik adalah suatu hal yang normal dan relatif, dan setiap individu memiliki penilaian yang berbeda tentang penampilan ideal.

Namun, bagi mereka dengan BDD, kecemasan dan obsesi mereka terhadap kekurangan tubuh dapat menyebabkan penderitaan yang signifikan dan memerlukan perhatian medis.

Terapi kognitif perilaku (unsplash)

Apa Saja Gejala BDD?

Gejala BDD dapat mencakup perilaku kompulsif, seperti sering memeriksa penampilan di cermin, membandingkan diri dengan orang lain, atau mencoba untuk memperbaiki kekurangan dengan tindakan seperti operasi plastik atau perawatan kosmetik berulang. Selain itu, individu dengan BDD cenderung mengalami gangguan makan, depresi, atau kecemasan.

BDD memiliki dampak yang signifikan pada Anda melihat diri sendiri dan merasakan penampilannya. Gejalanya bervariasi dan dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk:

  1. Pemikiran Berlebihan tentang Kekurangan Tubuh

Mungkin menghabiskan banyak waktu memikirkan setidaknya satu hal tentang tubuhnya yang menurutnya kurang menarik, meskipun orang lain mungkin tidak melihatnya begitu signifikan atau bahkan tidak menyadarinya. Hal ini bisa memicu perbandingan diri dengan orang lain.

  1. Pemeriksaan Berulang Penampilan

Terdorong untuk sering memeriksa atau melihat penampilan, menggunakan cermin, permukaan reflektif, atau meminta umpan balik dari orang lain. Sebaliknya, ada juga kemungkinan menghindari melihat foto atau bayangan diri sendiri untuk menghindari rasa tidak nyaman.

  1. Perubahan Penampilan yang Sering

Anda mungkin sering mengubah penampilannya, seperti mencoba berbagai gaya rambut, mengganti pakaian, atau melakukan perubahan lain untuk merasa lebih baik tentang dirinya.

  1. Selfie Berlebihan atau Menggunakan Filter

Berfoto selfie secara berlebihan atau menggunakan aplikasi/filter foto untuk menyembunyikan atau mengubah hal-hal yang tidak disukai tentang penampilan.

  1. Rasa Takut atau Cemas

Merasa takut atau cemas bahwa orang lain menilai atau mengolok-olok aspek-aspek tertentu dari tubuh atau penampilan. Bahkan, hal ini bisa menyebabkan serangan panik.

  1. Rasa Malu atau Muak

Anda mungkin merasa malu atau muak dengan tubuh atau penampilan, menggunakan kata-kata seperti "jelek", "mengerikan", "tidak normal", atau "tidak menarik".

  1. Perilaku Perawatan Kompulsif

Terlibat dalam perilaku perawatan kompulsif yang berbahaya, seperti mencabut atau menarik rambut (trikotilomania) atau mengorek kulit (dermatillomania).

  1. Menghindari Situasi Sosial

Menghindari situasi di mana orang mungkin memperhatikan kekurangan yang dirasa Anda, bahkan bisa memengaruhi aktivitas sehari-hari dan pertemuan sosial.

  1. Prosedur Medis Berulang

Sahabat Hermina mungkin menjalani prosedur medis berulang, seperti operasi kosmetik, dengan harapan "memperbaiki" kekurangan dari penampilan.

  1. Pikiran Menyakiti Diri atau Bunuh Diri

Pikiran merusak diri sendiri atau bunuh diri dapat muncul karena ketidakpuasan terhadap penampilan.

Penting untuk mencari bantuan profesional jika seseorang mengalami gejala BDD atau merasa terganggu secara signifikan oleh kekhawatiran mereka terhadap penampilan fisik.

Terapi kognitif perilaku (CBT) dan terapi lainnya dapat membantu individu mengatasi pemikiran dan perilaku yang merugikan terkait BDD.

Melalui dukungan medis dan psikologis, individu dengan BDD dapat memahami dan mengelola kekhawatiran mereka, serta meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Selain apa itu body dysmorphia, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi