ERA.id - Bagi Anda yang mengalami alergi seperti bersin, pilek, mata berair, dan gatal-gatal biasanya direkomendasikan untuk minum CTM. Tapi, tahukah Anda bagaimana cara kerja CTM sehingga bisa memberikan kelegaan?
CTM sendiri adalah singkatan dari Chlorpheniramine Maleate dan sudah lama menjadi obat alergi favorit banyak orang. Melalui artikel ini akan dibahas mekanisme kerja CTM, mulai dari interaksi obat dengan tubuh hingga efeknya dalam meredakan alergi.
Bagaimana Cara Kerja CTM?
Dilansir dari WebMD, CTM adalah antihistamin yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, demam alergi, dan pilek biasa. Gejala-gejala ini termasuk ruam, mata berair, mata/hidung/tenggorokan/ kulit gatal, batuk, pilek, dan bersin.
CTM dapat bekerja dengan cara menghambat zat alami tertentu (histamin) yang dibuat oleh tubuh Anda selama reaksi alergi. Dengan menghalangi zat alami lain yang dibuat oleh tubuh Anda (asetilkolin), obat ini membantu mengeringkan beberapa cairan tubuh untuk meredakan gejala seperti mata berair dan pilek.
Namun perlu diketahui, produk batuk dan pilek tidak terbukti aman atau efektif pada anak di bawah 6 tahun. Untuk itu, jangan menggunakan CTM untuk mengobati gejala pilek pada anak di bawah 6 tahun kecuali secara khusus diarahkan oleh dokter.
Selain itu, beberapa produk (seperti tablet/kapsul yang bertindak lama) juga tidak disarankan untuk digunakan pada anak di bawah 12 tahun. Untuk itu, tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk detail lebih lanjut tentang penggunaan produk dengan aman.
Apakah CTM Menyembuhkan Pilek?
Belum banyak tahu jika CTM ternyata tidak menyembuhkan atau memperpendek durasi pilek biasa, bahkan dapat menyebabkan efek samping pada kesehatan Anda. Untuk mengurangi risiko efek samping serius, maka selalu ikuti semua petunjuk dosis dengan cermat.
Jangan menggunakan CTM untuk membuat anak tertidur dan memberikan bersamaan dengan obat batuk dan pilek lain yang mungkin mengandung bahan yang sama atau serupa (lihat juga bagian Interaksi Obat).
Cara Menggunakan dan Dosis CTM
Penting bagi Anda untuk membaca semua petunjuk pada kemasan produk sebelum mengonsumsi obat ini. Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan dengan apoteker Anda. Jika dokter Anda meresepkan obat ini, maka konsumsilah sesuai petunjuk.
Minum CTM dalam bentuk tablet, kapsul, atau cair dengan atau tanpa makanan. Kemudian selalu ikuti petunjuk dosis pada label, atau sesuai petunjuk dokter. Obat ini dapat diminum bersama makanan atau susu jika terjadi gangguan lambung.
Jika Anda hendak meminum CTM dalam bentuk kapsul maka telanlah secara utuh. Jangan menghancurkan atau mengunyah kapsul atau tablet karena dapat meningkatkan risiko efek samping.
Kemudian jika Anda menggunakan CTM dalam bentuk cair, gunakan alat pengukur obat untuk mengukur dosis yang diresepkan dengan hati-hati. Jangan menggunakan sendok rumah tangga. Lantas, jika bentuk cairan Anda adalah suspensi, kocok botol dengan baik setiap dosisnya.
Perlu diketahui, dosis CTM didasarkan pada usia, kondisi medis, dan respons terhadap terapi. Maka jangan meningkatkan dosis atau mengonsumsi obat ini lebih sering daripada yang direkomendasikan oleh dokter atau petunjuk pada kemasan.
Selain cara kerja CTM, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…