ERA.id - Hidup dengan HIV memang berat, terlebih adanya stigma negatif dari masyarakat, dan komplikasi kesehatan yang mungkin timbul. Secara lebih lengkap, apa yang dirasakan penderita HIV?
Di sisi lain, muncul pula harapan baru untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan bermakna dengan dukungan komunitas dan kemajuan pengobatan. Artikel ini akan membahas lebih mendalam tentang perasaan penderita HIV.
Apa yang Dirasakan Penderita HIV?
Dilansir dari laman NHS Health, kebanyakan orang yang terinfeksi HIV mengalami penyakit mirip flu singkat yang terjadi 2-6 minggu setelah infeksi. Setelah itu, HIV mungkin tidak menyebabkan gejala apapun selama beberapa tahun.
Diperkirakan hingga 80% orang yang terinfeksi HIV mengalami penyakit mirip flu ini. Selain itu, terdapat gejala yang paling umum penderita HIV di antaranya:
- suhu tubuh meningkat (demam)
- sakit tenggorokan
- ruam pada tubuh
- kelelahan
- nyeri sendi
- nyeri otot
- kelenjar bengkak
Gejala-gejala ini biasanya berlangsung selama 1-2 minggu, tetapi bisa lebih lama. Gejala di atas adalah tanda bahwa sistem kekebalan tubuh Anda sedang melawan virus.
Namun, orang dengan gejala-gejala ini tidak berarti Anda pasti mengidap virus HIV. Ingatlah gejala-gejala ini sering disebabkan oleh kondisi selain HIV. Jika Anda mengalami beberapa gejala ini dan berpikir Anda berisiko terinfeksi HIV dalam beberapa minggu terakhir, Anda sebaiknya melakukan tes HIV.
Setelah gejala awal hilang, HIV mungkin tidak menyebabkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, virus tetap aktif dan menyebabkan kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh Anda.
Proses ini bisa bervariasi dari orang ke orang, tetapi bisa memakan waktu hingga 10 tahun, di mana Anda akan merasa dan tampak sehat.
Namun setelah sistem kekebalan tubuh menjadi sangat rusak, akan muncul gejala-gejala lain termasuk:
- penurunan berat badan
- diare kronis
- keringat malam
- masalah kulit
- infeksi berulang
- penyakit serius yang mengancam jiwa
Faktor-Faktor Penyebab HIV/AIDS
Dilansir dari Mayo Clinic, Anda dapat terinfeksi HIV atau AIDS jika darah yang terinfeksi, air mani, atau cairan dari vagina masuk ke tubuh Anda. Hal ini bisa terjadi ketika Anda:
-
Berhubungan Seks
Anda dapat terinfeksi jika Anda melakukan hubungan seks vaginal atau anal dengan pasangan yang terinfeksi. Namun risiko lebih rendah pada seks oral.
Perlu diketahui, virus dapat masuk ke tubuh Anda melalui luka di mulut atau sobekan kecil yang bisa terjadi di rektum atau vagina selama berhubungan seks.
-
Berbagi Jarum untuk Menyuntikkan Narkoba
Berbagi jarum dan alat suntik yang terinfeksi menempatkan Anda pada risiko tinggi terkena HIV dan penyakit menular lainnya, seperti hepatitis.
-
Menerima Transfusi Darah
Kadang-kadang virus dapat ditularkan melalui darah dari donor. Namun tenang, rumah sakit dan bank darah menyaring pasokan darah untuk HIV. Jadi risikonya kecil di tempat-tempat di mana tindakan pencegahan ini dilakukan.
Namun risiko mungkin lebih tinggi di negara-negara dengan sumber daya terbatas yang tidak dapat menyaring semua darah yang didonorkan.
-
Hamil, Melahirkan, atau Menyusui
Orang yang hamil dan memiliki HIV dapat menularkan virus ke bayi mereka. Namun orang yang HIV positif dan mendapatkan pengobatan untuk infeksi selama kehamilan dapat sangat mengurangi risiko bagi bayi mereka.
Selain apa yang dirasakan penderita hiv, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…